Monday, February 17, 2025

Setelah 17 Tahun Berselisih, Dua Keluarga di Toraja Ini Akhirnya Didamaikan Bhabinkamtibmas

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tidak hanya sebagai penegak hukum, Polisi juga dituntut menjadi konsultan dalam pemecahanan masalah bagi warga, seperti yang diperlihatkan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Sopai Aiptu T.R. Tonglo dan Brigpol SyahNurhaq menghadiri pertemuan keluarga dalam penyelesaian salah paham antara keluarga ne’Duma dengan ne’ Rombe yang keduanya masih merupakan keluarga dekat (sepupu), Rabu (29/05/19).

Dalam giat tersebut Bhanbinkamtibmas Polsek Sopai menghimbau dan menyarankan kepada keluarga ne’ Duma dan Ne’ Rombe untuk duduk bersama mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan agar kembali rukun dan damai dlm keluarga. Adapun masalah yg selalu dipermasalahkan sudah cukup lama sekitar 17 tahun yang lalu. Kemudian Bhabinkamtibmas Brigpol Syah Nurhaq menyarankan kepada kedua belah pihak agar tidak mempermasalahkan atau mengungkit ungkit lagi masalah yang sudah cukup lama berlalu untuk terciptanya kerukunan dalam keluarga.

Setelah pertemuan antar keluarga berjalan lancar aman dan damai, ditutup Do’a dan dilanjutkan dgn acara makan bersama di kantor kelurahan pasang.

Aparat kelurahan pasang beserta keluarga ne’ Duma dan Ne’ Rombe berterima kasih atas kinerja Bhabinkamtibmas polsek sopai Polres Tana Toraja yang berhasil mendamaikan kedua belah pihak yang dapat kembali rukun dan damai secara bersama sama.

Upaya mediasi yang ditempuh Bhabinkamtibmas tersebut sebagai bentuk upaya Polri yang hadir ditengah masyarakat sebagai problem solving dan merupakan bentuk pendekatan secara kekeluargaan, sehingga permasalahan tidak menjadi berkepanjangan.

Mediasi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk dari alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Tujuan dilakukannya mediasi adalah menyelesaikan sengketa antara para pihak dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan imparsial.

Mediasi dapat mengantarkan para pihak ketiga pada perwujudan kesepakatan damai yang permanen dan lestari, mengingat penyelesaian sengketa melalui mediasi menempatkan kedua belah pihak pada posisi yang sama, tidak ada pihak yang dimenangkan atau pihak yang dikalahkan (win-win solution).

Dalam mediasi para pihak yang bersengketa proaktif dan memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan. Mediator tidak memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan, tetapi ia hanya membantu para pihak dalam menjaga proses mediasi guna mewujudkan kesepakatan damai mereka.

Penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi sangat dirasakan manfaatnya, karena para pihak telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri persengketaan mereka secara adil dan saling menguntungkan.

Bahkan dalam mediasi yang gagal pun, di mana para pihak belum mencapai kesepakatan, sebenarnya juga telah merasakan manfaatnya. Kesediaan para pihak bertemu di dalam proses mediasi, paling tidak telah mampu mengklarifikasikan akar persengketaan dan mempersempit perselisihan di antara mereka.

Hal ini menunjukkan adanya keinginan para pihak untuk menyelesaikan sengketa, namun mereka belum menemukan format tepat yang dapat disepakati oleh kedua belah pihak.
Model utama penyelesaian sengketa adalah keinginan dan iktikad baik para pihak dalam mengakhiri persengketaan mereka. Keinginan dan iktikad baik ini, kadang-kadang memerlukan bantuan pihak ketiga dalam perwujudannya.

Mediasi merupakan salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga. Mediasi dapat memberikan sejumlah keuntungan antara lain :

1. Mediasi diharapkan dapat menyelesaikan sengketa secara cepat dan relatif murah dibandingkan dengan membawa perselisihan tersebut ke pengadilan atau ke lembaga arbitrase.

2. Mediasi akan memfokuskan perhatian para pihak pada kepentingan merekan secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologis mereka, sehingga mediasi bukan hanya tertuju pada hak-hak hukumnya.

3. Mediasi memberikan kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung dan secara informal dalam menyelesaikan perselisihan mereka.
4. Mediasi memberikan para pihak kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap proses dan hasilnya.

5. Mediasi dapat mengubah hasil, yang dalam litigasi dan arbitrase sulit diprediksi, dengan suatu kepastian melalui konsensus.

6. Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan saling pengertian yang lebih baik di antara para pihak yang bersengketa karena mereka sendiri yang memutuskannya.

7. Mediasi mampu menghilangkan konflik atau permusuhan yang hampir selalu mengiringi setiap putusan yang bersifat memaksa yang dijatuhkan oleh hakim di pengadilan atau arbiter pada lembaga arbitrase.

Related Posts

1 of 1,372
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih