Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wakapolres Sinjai Kompol Sarifuddin berikan sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Sinjai di SD Negeri 23 Biringere Kecamatan Sinjai Utara, Kab. Sinjai, Senin (18/11/19).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Dandim 1424 Sinjai yang diwakili oleh Kasdim Mayor Inf. M. Nasaruddin, Kasat Lantas Polres Sinjai Akp Yus Ade Elisia, Kepala sekolah dan para guru yang diikuti oleh para murid SD Negeri 23 Sinjai Utara.
Pada kegiatan tersebut, Waka Polres Sinjai menyampaikan bahwa tujuan revolusi mental adalah mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan dan membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan.
“Serta berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia yang unggul menerapkan nilai-nilai integritas, dan kerja keras,” ucap Wakapolres Sinjai Kompol Sarifuddin.
Selain itu tujuan kegiatan tersebut juga untuk memperbaiki karakter bangsa Indonesia dimulai dari dini dengan melaksanakan revolusi mental yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.
Yang tentunya berpedoman kepada lima program Gerakan Nasional Revolusi Mental yang meliputi Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Serta memperkenalkan Gerakan Nasional Revolusi Mental lebih dalam kepada generasi muda sebagai garda terdepan dari revolusi mental, pelajar merupakan mitra strategis untuk menyebarluaskan pesan-pesan revolusi mental kepada masyarakat khususnya dikalangan pelajar lainnya.
Dari program pemerintah tersebut, Kepolisian Republik Indonesia kemudian meluncurkan program Quck Wins dalam Rencana Strategi (Renstra) Polri tahun 2015-2019 beberapa wakti lalu dengan mengusung tema “Polri sebagai Penggerak Revolusi Mental dan Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik”.
Seiring dengan program pemerintah, Polri dalam Rencana Strategis 2015-2019, pada poin 2 terdapat agenda yang sejalan dengan revolusi mental tersebut, yaitu terbangunnya Polri yang profesional, bermoral, modern, dan unggul.
Seperti yang sudah ditulis Presiden Jokowi saat masih menjadi capres (Kompas, 10 Mei 2014), pembangunan bangsa tidak mungkin berjalan maju kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa merombak manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem.
Sehebat apa pun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah, tidak akan membawa kesejahteraan.
Menurut Jokowi, sudah saatnya Indonesia bertindak korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental yang menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan pembangunan bangsa baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan.
Indonesia memang memerlukan terobosan budaya politik untuk memberantas segala praktik buruk yang sudah terlalu lama berlangsung.
Kita tahu, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengangkat gagasan Trisakti Bung Karno sebagai jiwa dan panduan revolusi mental melalui tiga prinsipnya yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, Indonesia yang mandiri secara ekonomi, dan Indonesia berkepribadian secara sosial budaya.
Bagi Kepolisian Republik Indonesia, revolusi mental adalah titik awal batu loncatan dalam menciptakan Polisi dan lembaga kepolisian yang baik dan bersih yang akan menghasilkan kepercayaan masyarakat bahkan dicintai oleh masyarakat. Hal ini hanya dapat diwujudkan apabila Polri mampu melaksanakan Rovolusi Mental.