Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Resmob Polsek Panakkukang mengamankan dua tersangka pencurian dengan kekerasan (Begal) di Jalan Ance Dg. Ngoyo Makassar saat melancarkan aksinya sekira pukul 16.00 wita, Rabu (31/10/18).
Penangkapan Resmob Polsek Panakkukang bermula saat Tim yang dipimpin Ipda Robert Hariyanto Siga tersebut melakukan Patroli dan menerima laporan adanya Jambret yang terjadi di Jalan Ance Dg. Ngoyo Makassar.
Resmob Polsek Panakkukang langsung meluncur kelokasi dan mengamankan kedua tersangka yakni lelaki AN (20) dan AH (22) saat coba melarikan diri dari kejaran warga.
“Saat kedua tersangka mencoba melarikan diri dari kejaran warga, kedua tersangka justru terjebak kemacetan hingga keduanya berhasil diringkus”, jelas Ipda Robert Hariyanto Siga.
Dari penangkapan kedua tersangka tersebut, Resmob Polsek Panakkukang mengamankan satu buah Handphone Samsung J5 warna putih beserta satu unit motor MX King dan satu buah senjata tajam jenis badik yang digunakan kedua tersangka melancarkan aksinya.
Kedua tersangka AN dan AH digelandang berseta barang bukti ke Mapolsek Panakkukang guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Namun diperjalanan kedua tersangka mencoba melarikan diri dengan cara menendang petugas dan melompat dari mobil sehingga dengan terpaksa Polisi harus melepaskan tembakan namun terukur kearah tersangka dan mengenai kaki AN di betis kanan dan AH di betis atas sebelah kiri.
Sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada kedua tersangka, Anggota Resmob Polsek Panakkukang memberikan penanganan medis kepada luka kedua tersangka.
Setelah dibawa ke Mapolsek Rappocini dan dilakukan interogasi lebih lanjut Kapolsek Panakkukang Kompol Ananda Fauzi Harahap,. S. Ik mengungkapkan melalui Kassubag Humas Polrestabes Makassar AKP Diaritz Felle,. S. Ik bahwa kedau tersangka memang benar melancarkan aksinya menggunakan senjata tajam berupa badik.
“Kedua tersangka mengungkapkan saat diinterogasi oleh Anggota bahwa mereka berhasil merampok sebuah motor dan berhasil bawa lari, namun saat diperjalan mereka terjebak kemacetan dan saat dikejar oleh warga juga mereka hendak menikam salah seorang warga namun tidak berhasil”, papar AKP Diaritz Felle.
Tersangka AN dan AH kini berada di Mapolsek Panakkukang dan masih menjalani proses hukum lebih lanjut guna mempertanggung jawabkan perbuatannya. (Humas Polrestabes Makassar)
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.
Penulis : Marwan