Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Masuk dalam daftar target operasi, VT (19), akhirnya dibekuk oleh tim Opsnal Polsek Mamajang saat sedang berada di rumah rekannya, Kamis (13/12/18).
Awalnya, Tim Opsnal Polsek Mamajang melakukan pencarian identitas dari pelaku pencurian dengan kekerasan (Begal) yang baru saja telah melakukan aksinya terhadap satu pengendara motor.
Akhirnya, tim opsnal Polsek Mamajang berhasil menemukan lokasi pelaku yang sedang berada di rumah rekannya, tim pun menuju lokasi dan berhasil menemukan dan menangkap pelaku tersebut.
“Kami melalukan penyelidikan terkaid target operasi dari kasus curas dan akhirnya tim berhasil menemukan lokasi dari pelaku, tim pun langsung menuju lokasi dan berhasil mengamankan pelaku,” Ujar, Kanit Reskrim Polsek Mamajang, Iptu Syamsuddin Hehanusa.
Dari hasil keterangan pelaku bahwa benar dirinya pernah melalukan tindakan pencurian dan kekerasan (curas), dengan cara membuntuti korban lalu memberhentikan korban dengan sebuah parang.
“Awalnya saat korban menerima telepon di atas motor, lalu kemudian pelaku membuntuti korban dari belakang, saat berada di tempat sepi pelaku pun memberhentikan motor pelaku dan menodongkan pisau ke arah korban dan meminta HP yang dipegang oleh korban,” ucap Iptu Syamsuddin.
Usai mengambil Handphome milik korban, pelalu pun melarikan diri ke tempat yang tak bisa ditemukan.
“Saat dirinya sudah mengambil barang korban, pelaku pun melarikan diri meninggalkan korban,” tuturnya.
Dari tangan pelaku, tim kepolisian berhasil mengamankan, 1 (satu) HP xiomi, 1 (satu) HP Oppo F1 warna Biru, 1 (satu) motor Honda Scopy warna Putih. Selanjutnya pelaku dan barang bukti di amankan di polsek Mamajang guna Proses Hukum Lebih Lanjut. (Humas Polrestabes Makassar)
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.
Penulis : Harmeno