Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, Polsek Tamalanrea Polrestabes Makassar bersama tiga pilar menggelar Operasi Yustisi didepan Mapolsek Tamalanrea, Selasa (18/5/2021).
Operasi Yustisi yang ini dipimpin langsung Wakapolsek Tamalanrea, AKP Lando dengan melibatkan Gabungan personil Babinsa dan Personil Polsek Tamalanrea. Adapun sasaran operasi yustisi yakni para pengguna jalan, mulai pejalan kaki, pengendara sepeda motor dan pengendara mobil yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Dari pemantauan awak media, saat itu terdapat 8 orang yang tidak menggunakan masker, sehingga diberikan teguran lisan dan imbauan untuk tetap disiplin patuhi protokol kesehatan.
Saat dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tamalanrea AKP Muhammadi Mukhtari, SH, S.IK mengatakan operasi yustisi ini rutin dilakukan setiap hari oleh para personil Polsek Tamalanrea.
“Kegiatan ini juga merupakan penegasan tentang Instruksi Mendagri nomor 3 tahun 2021, tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM ) berbasis mikro dan peraturan walikota nomor 2 tahun 2021 tentang pencegahan penyebaran Covid-19,” tutur AKP Muhammadi Mukhtari, SH, S.IK.
Lanjutnya Kami tetap menghimbau kepada warga masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Mengurangi Mobilitas dan menghindari Kerumunan, dan 5M, Tutup Kapolsek Tamalanrea.
Operasi Yustisi yang digelar Polsek Tamalanrea untuk mendisiplinkan warga memakai masker sejalan dengan langkah pemerintah, sebab hal ini merupakan salah satu langkah dan upaya dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin hari semakin meluas.
Dilansir dari Kompas.com, bahwa saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya menegakkan jarak fisik (Physical Distancing) ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Adapun upaya-upaya tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik, hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah.
Isolasi diri merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus.
Sementara, social distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.
Ada alasan yang sangat baik tentang mengapa menjaga jarak menjadi strategi penting dalam mengontrol pandemi Covid-19.
Setiap orang yang terinfeksi virus ini diduga rata-rata menularkan kepada 2-3 orang lainnya dalam tahap awal wabah. Periode inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan gejala diperkirakan adalah sekitar 5 hingga 14 hari.
Jika seseorang terinfeksi dan tetap bersosialisasi seperti biasa, kemungkinan orang tersebut akan menurlarkan ke dua hingga tiga temannya yang kemudian akan menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya.
Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini.
Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini dengan simulasi populasi di AS dan Inggris.
Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala.
Kedua, penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini. Sementara, mereka yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri di dalam rumah.