Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tunjukkan rasa empatinya, Bhabinkamtibmas Polsek Tamalate meluangkan waktu melayat kerumah warganya yang meninggal dunia di Kelurahan Pabaeng-baeng, Senin (24/02/2020).
Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian seorang bhabinkamtibmas dengan warganya yang sedang mengalami kedukaan.
“Kematian itu tidak ada yang tau , jadi kita sebagai sesama manusia hanya bisa mendoakan dan sedikit menghibur keluarga yang ditinggalkan, maka dari itu saya hadir disini untuk menunjukkan empati saya dengan datang melayat ke rumah almarhum,” Brigpol Fahruddin Fitrah.
Kapolsek Tamalate Kompol Arifuddin A menjelaskan bahwa kita sebagai anggota polri harus menunjukkan empati ke masyarakat agar masyarakat merasa kita hadir bukan saat hanya ada masalah tapi kita hadir disaat ada masyarakat yang berduka.
“Saya sangat berterimakasih dengan bapak binmas pabaeng baeng yang hadir dan turut mendoakan almarhum,” ucap Keluaraga dari almarhum Lahar Dg.Ngitung.
Rasa empati Bhabinkamtibmas Polsek Tamalate yang hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).