Monday, February 17, 2025

Turut Berduka Cita, Bhabinkamtibmas Desa Panyangkalang Melayat Kerumah Warga yang Meninggal

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wujud kepedulian terhadap warganya yang berduka, Bhabinkamtibmas Desa Panyangkalang Brigpol Sulfian meluangkan waktu melayat kerumah warganya di Dusun Pangkaje’ne, Desa Panyangkalang, Kecamatan Marbo, Selasa (24/12/19).

Dalam kesempatan tersebut Brigpol Sulfian mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya almarhum dan kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan dalam menerima cobaan dari yang maha kuasa.

“Kita semua menyadari bahwa ajal seseorang suatu saat akan menjemput olehnya itu perbanyaklah berbuat amal dengan melaksanakan perintah-Nya & menjauhi Larangan-Nya serta senantiasa membina hidup rukun dengan sesama warga dan patuh pada aturan hukum yang berlaku, insya Allah kita akan selamat dunia akhirat,” ujar Brigpol Sulfian.

Kegiatan melayat oleh aparat kepolisian menandakan bahwa polri selalu hadir di tengah-tengah masyarakat baik dalam keadaan suka maupun duka secara tulus ikhlas sekaligus menindak lanjuti perintah pimpinan.

Ungkapan duka cita Bhabinkamtibmas Panyangkalang yang hadir melayat dirumah warganya yang berduka merupakan wujud empati terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)

Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)

Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).

Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”

Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Related Posts

1 of 1,446
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih