Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kabar duka kembali terdengar dari salah satu warga binaan Bhabinkamtibmas Polsek Bontobahari yang dikabarkan tutup usia karena sakit, Senin (10/05/21).
Bhabinkamtibmas Polsek Bontobahari Polres Bulukumba Aiptu Sirajuddin turut melayat kerumah duka. Pasalnya, itu dilakukan sebagai bentuk turut berbelasungkawa atas duka yang dialami warga binaannya.
“Kami turut berduka, semoga amal beliau semasa hidupnya diterimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keihlasan,” ungkap Aiptu Sirajuddin.
Pada kesempatan itu pula, Aiptu Sirajuddin menghimbau kepada keluarga dan kerabat yang turut melayat kerumah duka agar tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kami dari Polsek Bontobahari turut berduka atas meninggalnya beliau, namun disuasana duka ini kami harapkan kepada keluarga dan kerabat serta saudara saudaraku sekalian untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, tetap gunakan masker dan jaga jarak serta cuci tangan setelah beraktifitas,” himbau Bhabinkamtibmas.
“Jaga diri dan keluarga serta orang lain dari Covid-19, dengan protokol kesehatan”, tambahnya.
Sikap Bhabinkamtibmas Polsek Bobtobahari terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).