Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tampak suasana duka menyelimuti kediaman dari Alm H. Jani Pasalnya, Beliau adalah mertua dari Bapak Bupati Pangkep yang telah meninggal dunia pada hari Rabu pagi tanggal 1 Mei 2019 kediamannya dilembang kel. Mangallekana kec. Labakkang, Senin (01/5/19).
Rasa duka yang mendalam pun turut diungkapkan Kapolres Pangkep mewakili keluarga besar personil Polres Pangkep atas wafatnya beliau. Berkaitan dengan hal itu, Kapolres Pangkep AKBP Tulus Sinaga menyempatkan untuk melayat ke rumah duka Almarhumah.
Kedatangan Kapolres disambut Oleh Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid, SE beserta keluarga dengan suasana yang penuh duka dan pilu di rumah duka yang saat itu tengah dipenuhi sejumlah keluarga Almarhumah dan masyarakat sekitar.
“Kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Mertua dari Bapak Bupati yakni Almarhumah Hj. Jani Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan,” tutur Kapolres.
Tak lupa juga Kapolres mendoakan almarhumah Hj. Jani semoga amal ibadah beliau diterima dan diberikan tempat yang layak di sisi Tuhan yang Maha Esa,” ucapnya.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).