Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Setiap manusia pasti akan merasakan namanya mati, menghadapinya hanya tinggal menghitung waktu dan menunggu giliran saja, karena berbeda beda nasib dan ketentuan waktunya untuk itu mengingat kematian adalah sesuatu keniscayaan agar kita segera memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok yang sebenar-benarnya.
Salah satu cara untuk kita bisa mengingat kematian dan menghati bahwa manusia sejatinya hanya hidup sementara didunia ini adalah dengan cara melayat, sebagaimana terlihat kapolsek Balocci bersama personilnya kerumah duka almarhum Nonci dikamp bodong, kelurahan balocci baru, kec. Balocci, kab. pangkep, Rabu (10/04/19).
Setibanya dirumah duka, Iptu Suahruddin Hamid mengucapkan turut berduka cita dan memberikan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan agar tabah dan sabar menghadapi cobaan ini.
Kedatangan kapolsek Balocci Iptu syahruddin Hamid dirumah duka adalah merupakan bentuk kepedulian dan membagi rasa duka sekaligus melaksanakam silaturahmi dan komunikasi langsung sebagai bentuk kemitraan yang baik dengan warga masyarakat sekitarnya.
Tidak menyia-menyiakan waktu yang ada sekaligus menyampaikan pesan kamtibmas kepada warga masyarakat dengan mengajak agar senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban menjelang Pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).