Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wujud empati yang ditunjukkan oleh Kapolsek Tondong Tallasa Iptu Marzuki bersama Bhabinkamtibmas Desa Bantimurung Brigpol Abd. Kadir dan Ps. Kanit Patroli Aiptu H. Muh. Ramli dengan menyempatkan diri datang melayat di rumah duka di Kampung Parang Luara, Desa Bantimurung, Kec. Tondong Tallasa, Rabu (16/10/19).
Kehadiran Kapolsek bersama jajaran selain sebagai wujud rasa turut berbela sungkawa juga untuk memberikan dukungan moril terhadap keluarga yang ditinggalkan agar dapat diberi kesabaran, keikhlasan dan ketabahan dalam menerima cobaan hidup tersebut.
Kapolsek Tondong Tallasa bersama jajaran juga turut mendoakan agar Almarhum diberi tempat yang layak di sisi-Nya dan Amal Ibadahnya semasa hidup diterima oleh Allah SWT.
Selain itu Kapolsek juga menjelaskan bahwa kehadiran dirinya dan anggota sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat dan sebagai wujud sikap mengayomi dari TNI-POLRI dan dalam rangka mendekatkan diri kepada masyarakat sehingga Sinergitas antara TNI-Polri dan Masyarakat senantiasa terjaga. “Dan ini merupakan cermin sinergritas dan gambaran, bahwa TNI-Polri adalah Mitra Masyarakat,” tuturnya.
Kepedulian Kapolsek Tondong Tallasa yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).