Monday, February 17, 2025

Turut Berduka Cita, Kapolsek Walenrang Melayat Kerumah Warga yang Meninggal

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Turut berduka cita, Kapolsek Walenrang Polres Luwu AKP Rafli, bersama Kapolsek Lamasi Iptu Idul, melayat kerumah duka Alamarhum Drs. Rasianan Daud Pallawa. M. Kes di Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu, Jumat (13/3/2020).

Alamarhum Drs. Rasianan Daud Pallawa. M. Kes adalah salah satu tokoh adat setempat, selaku Tomakaka Siteba, meninggal dunia karena sakit.

Turut hadir melayat di rumah duka Camat Walenrang utara Kasmal, M.Si, Anggota DPRD Kab. Luwu Ruddin Schybutu, para pemangku adat se-kompleks Walmas, Para Kepala Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tamu undangan lainnya.

Sebagai bentuk empati kepada tokoh masyarakat Luwu Kapolsek Walenrang dan Lamasi atas nama Kapolres Luwu AKBP Fajar Dani Susanto menyampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya Drs. Rasianan Daud Pallawa.

“Mewakili Pimpinan kami turut berduka cita atas meninggalnya Drs. Rasianan Daud Pallawa. M. Kes, beliau semasa hidupnya sangat memperhatikan tentang kamtibmas,” ujar Iptu Idul.

Sikap Kapolsek Walenrang terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)

Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)

Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).

Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”

Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Related Posts

1 of 1,423
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih