Monday, February 17, 2025

Turut Berempati, Aiptu Syamsul Bahri Melayat Kerumah Warganya yang Berduka

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Ungkapkan rasa empatinya, Bhabinkamtibmas Paccinongang Aiptu Syamsul Bahri melayat kerumah warganya yang wafat yakni almarhum dr. Umar Muslim yang meninggal karena sakit di BTN Pao-pao Kelurahan Paccinongang, Senin (21/10/19).

Sebagai Bhabinkamtibmas Aiptu Syamsul Bahri senantiasa berusaha untuk selalu ada untuk warganya baik itu dalam acara pesta pernikahan atau acara syukuran apatalagi kalau ada warganya yang sakit maupun kedukaan (wafat).

Dalam kesempatan tersebut Aiptu Syamsul Bahri menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum sekaligus memberikan dukungan moril dan nasehat kepada keluarga yang ditinggalkan bahwa semua pasti akan kembali kepada Tuhan yang maha kuasa maka dari itu mari kita ikhlaskan kepergian almarhum.

Perintah dan arahan Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga bahwa anggota polri khususnya bhabinkamtibmas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk membantu warganya dan selalu ada disaat suka maupun duka, tegas Shinto Silitonga.

Kepedulian Bhabinkamtibmas yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).

Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)

Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).

Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Related Posts

1 of 1,371
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih