Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wujud belasungkawa atas meninggalnya seorang warga, Kapolsek Dua Pitue Iptu Ramli, Sh bersama personil melayat dirumah duka hari ini minggu (01/09/19). Warga yang meninggal adalah perempuan Sarlina binti Lamasse warga desa Kalosi kecamatan Dua Pitue Kab Sidrap.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya Ibu Rumah tangga yang tutup usia 28 Tahun ini ditemukan oleh keluarga sudah tidak bernyawa lagi didalam kamar sekitar jam 12.00 Wita dan diduga meninggal akibat gantung diri.
Peristiwa tersebut telah diusut oleh Petugas Polsek Dua Pitue bersama dengan Sat Reskrim Polres sidrap dan bekerjasama dengan Tenaga Medis Dari Puskesmas Tanrutedong. Dalam kesempatan itu pula, Iptu Ramli memberi dukungan moril kepada pihak keluarga.
“Semoga Almarhumah diampuni segala dosanya dan diterima segala Amal baiknya Oleh Allah SWT, dan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan ketabahan dalam menerima dan menjalani Cobaan ini,” tuturnya.
Kepedulian Kapolsek Dua Pitue yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).