Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wujud belasungkawa, Kanit Sabhara Polsek Tinggimoncong Polres Gowa Ipda Haris bersama Kanit Provos Aipda Bohari melayat kerumah warganya yang meninggal Yumi Kalsum karena Sakit di Jl. Patawangsyah, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kamis (12/3/2020).
Mendengar kabar dengan adanya warga binaannya yang meninggal dunia Kanit sabhara bersama Kanit Provos langsung mengunjungi kediaman almarhuma Yumi Kalsum.
Sela menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayahnya tetap aman, nyaman dan kondusif kanit sabhara bersama kanit provos peduli terhadap warganya yang mendapat musibah.
Kehadiran kanit sabhara bersama kanit provos di tengah-tengah masyarakat untuk melihat langsung warganya yang meninggal dunia sembari mendoakan agar di ampuni segala dosa-dosanya dan mendapat yang layak di sisi Allah SWT.
Kegiatan yang di lakukan Kanit Sabhara dan kanit provos polsek Tinggimoncong Polres Gowa mendatangi warganya yang meninggal dunia sebagai bentuk empati sambil mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga atas meninggalnya Yumi Kalsum.
“Selalu mengingat pada kematian dan mari kita menjaga silaturahmi yang baik kepada seluruh masyarakat sehingga kehidupan kita sehari-hari merasa tenang,aman dan nyaman,” ucap Haris.
Kapolres Gowa Akbp Boy FS Samola sangat mengapresiasi apa yang di lakukan personil Polsek Tinggimoncong melayat kerumah warga binaannya yang meninggal dunia karena sakit dan memberikan semangat kepada keluarga yang di tinggalkan.
Sikap empati Kanit Sabhara Polsek Tinggimoncong terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).