Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Toleransi yang tinggi, itulah yang tergambarkan oleh sosok anggota Polri yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Gantarang Polres Bulukumba Aipda Musafir membantu masyarakat mengantar jenazah kepemakaman. Bagaimana tidak, setelah mengetahui ada warga masyarakat yang meninggal dunia Bhabinkamtibmas ini datang dan ikut mengantar jenazah kepemakaman, Rabu (14/08/19).
Informasi yang diterima Aipda Musafir atas meninggalnya ibu Pessa 101 th karena sakit yang dideritanya di Dusun Lembang Desa Bontosunggu yang merupakan salah seorang warga binaannya, ia langsung melayat untuk memberikan bela sungkawa dan sabar kepada keluarga yang ditinggalkan.
Tidak itu saja, apa yang dilakukan oleh Aipda Musafir patut di acungi jempol, pasalnya ia juga ikut menggotong jenazah warganya sampai tempat peristirahatan terakhirnya.
“Hal tersebut saya lakukan karena kita sebagai sesama manusia harus memiliki toleransi dan saling membantu antar sesama, selain berkewajiban menyampaikan himbauan – himbauan kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan agar tidak melakukan tindakan melawan hukum, namun Polisi tetaplah manusia social yang juga berkewajiban sosial kepada masyarakat,” ucapnya usai pulang pemakaman.
Kepedulian Bhabinkamtibmas yang hadir di pemakaman warganya hingga menggotong jenazah merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).