Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Disela-sela kepadatan aktivitasnya, Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga, SIK., MSi kembali menyempatkan waktunya untuk menjenguk anggotanya yang tengah jatuh sakit dan dirawat di RS Bhayangkara Kota Makassar, Jumat (16/08/19) siang.
Dari informasi yang dihimpun, anggota yang tengah terbaring sakit yakni Bripka Awaluddin ini didiagnosa mengalami peningkatan asam lambung, yang mengakibatkannya harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Kedatangan Kapolres yang turut didampingi Ketua Bhayangkari Cabang Gowa Ny. Oni Shinto ini pun disambut penuh hangat oleh anggotanya bersama pihak keluarga yang saat itu tengah mendampingi.
Diakui Kapolres, apa yang dilakukannya itu merupakan bentuk perhatian serta tanggung jawab moril selaku pimpinan terhadap anggotanya yang sedang mengalami sakit, guna memberikan semangat dan motivasi.
“Tetap semangat. Semoga Bapak lekas sembuh, dan dapat beraktivitas kembali bersama kami,” ujar Shinto Silitonga seraya menanyakan kondisi kesehatan anggotanya.
Ungkapan terima kasih pun tak luput disampaikan oleh personil yang bertugas di Sie Propam ini. “Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kunjungan Bapak Kapolres, meski ditengah kesibukannya masih ingin meluangkan waktu untuk membesuk kami,” ujarnya.
Kepedulian Kapolres Gowa yang menjenguk anggotanya merupakan implementasi dari salah satu tugas pokok Polri yakni melayani masyarakat, kepedulian tersebut juga merupakan hak muslim terhadap muslim lainnya untuk saling menjenguk diantara mereka yang sakit sebagaiman dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
Selain itu menjenguk orang sakit juga mempunyai beberapa keutamaan, dilansir dari dalamislam.com, berikut beberapa keutamaannya :
1.Mendapat kebun di Surga, Siapa saja yang menjenguk orang sakit akan senantiasa berada di kebun surga sampai ia kembali. (HR. Muslim)
2.Mendapat doa dari malaikat, Barang siapa yang mendatangi saudaranya muslim (yang sakit) untuk menjenguknya, ia berjalan di atas kebun surga hingga ia duduk. Apabila ia duduk, rahmat (Allah) akan menyelimutinya. Bila waktu itu pagi hari, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan bila ia melakukannya di sore hari, tujuh puluh ribu malaikat tersebut akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
3.Bersyukur, kita sebagai manusia seringkali tidak bersyukur dengan kesehatan yang sudah Allah berikan untuk kita dan beranggapan jika kesehatan adalah hak kita seperti tidak ada yang mengatur sehat atau sakit, maka dengan menjenguk orang sakit kita akan lebih bersyukur dengan nikmat sehat.
4.Mengingatkan hari akhirat, dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyaallohu anhu berkata: bersabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam: “Kunjungilah orang yang sakit dan ikutilah jenazah, (hal tersebut) mengingatkan kalian dari akhirat” (HR. Ahmad)
5.Mendapat banyak rahmat, dari Ali rodhiyaallohu anhu berkata : aku mendengar Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka dia berjalan di (tempat) pemetikan buah-buahan Surga sampai dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan sangat banyak” (HR. At-Tirmidzi No. 969), Ibnu Majah 1/444 dan Imam Ahmad dengan sanad shahih.
6.Kelancaran urusan dunia, dari Abu Huroiroh rodhiyaAllohu anhu berkata: bersabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam: “Barang siapa menjenguk orang sakit, atau menziarahi saudara fiellah, (maka) memanggillah orang yang memanggil dari (arah) langit: baguslah (urusan) kamu, dan dipermudah urusanmu, dan bersiaplah dengan tempatmu di Surga” (HR. At-Tirmidzi No. 2009)
7.Amalan penduduk surga, dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyaallohu anhu berkata bersabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam : “5 perkara yang barang siapa melaksanakannya pada sehari akan dituliskan baginya (bahwasanya) dia termasuk dari penduduk Surga; barang siapa yang menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah, berpuasa pada hari itu, pergi berangkat menuju masjid dan membebaskan budak.” (HR. Ibnu Hibban, dan hadits dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam “Shohih Targhib wa Tarhib” (No. 3470)