Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Aparat Polsek Bontoala berhasil meringkus pelaku pencurian dengan kemerasan (Curas) yang meresahkan warga kota Makassar, Senin (19/8/19). Pelaku berinisial RW (25) warga Jalan kandea diketahui mengambil handphone korbannya yang disimpan di dashboar depan sepeda motor.
Kasubbag Humas Polrestabes Makassar Kompol Alex Dareda menerangkan bahwa peristiwa tersebut berawal saat korban berada di lampu merah Jalan Veteran Utara, “Selesai menggunakan handphone, korban menyimpan di dashboar motor (laci motor) sebelah kiri, tiba-tiba pelaku menggunakan motor menarik handphone korban dan melarikan diri,” ungkapnya.
Tertangkapnya pelaku setelah anggota opsnal Polsek Bontoala melakukan penyelidikan mengetahui ciri-ciri pelaku dan berhasil meringkus RW di sekitar Jalan Kandea Makassar. “Pelaku diamankan sementara duduk di atas sepeda motornya,” ucap Kasubbag Humas Polrestabes Makassar.
Anggota Opsnal Polsek Bontoala kemudian melakukan pengembangan mencari barang bukti dan berhasil mengamankan handphone merk Oppo F7 warna hitam.
Namun dalam perjalanan pelaku melakukan perlawanan kepada petugas sehingga petugas memberikan tembakan peringatan tiga kali namun tidak dihiraukan, terpaksa petugas mengambil tindakan tegas melumpuhkan dengan timahpanas di betis kiri pelaku.
Setelah diberi perwatan secara medis di Rumah Sakit Bhayangkara, pelaku bersama barang bukti handphone dan sepeda motor yang digunakan melakukan kejahatan diamankan di Polsek Bontoala untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi curas atau begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.