Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Menyongsong HUT Bhayangkara ke-73, jajaran
Polsek Polongbangkeng Utara bersama aparat desa, mahasiswa/mahasiswi PBL FKM UNHAS Makassar dan masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar Masjid Nurul jihad Dusun malaginna Desa Lassang Barat Kec. Polongbangkeng Utara, Jum’at (28/6/19).
Kegiatan yang dinamakan Bakti Religi ini mengangkat tema “Dalam Semangat Prometer, Pengabdian Untuk Masyarakat, Bangsa Dan Negara”. Sasaran kegiatan adalah di tempat ibadah yang ada di wilayah hukum Polsek Polongbangkeng Utara
Dalam kegiatan ini, Polsek Polongbangkeng Utara menggandeng Pemerintah Desa Lassang Barat dan masyarakat serta mahasiswa mahasiswi PBL FKM UNHAS Makassar.
Kapolsek Polongbangkeng Utara, AKP H Andi HermanSyah, SH kepada wartawan mengatakan, dalam rangka menyonsong HUT Bhayanghkara ke 73, jajaran Polsek Polongbangkeng Utara melaksanakan kerja bakti di tempat ibadah.
Keikutsertaan anggota Polri dalam setiap kegiatan kerja bakti tersebut untuk menjalin kebersamaan bersama masyarakat serta wujud kepedulian anggota Polri terhadap kegiatan-kegiatan sosial dalam lingkup tempat tinggalnya.
Plt. Kepala Desa Lassang Barat Amiruddin S.sos menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolsek Polongbangkeng Utara dan jajarannya yang telah menginisiasi kerja bakti di lingkungan rumah ibadah.
Kades mengharapkan sinergitas yang sudah terbangun antara Polsek Polongbangkeng Utara dengan Pemerintah Desa Lassang Barat terus terjalin dengan baik demi pelayanan kepada masyarakat.
Dilansir dari muslim.or.id, segala pekerjaan membersihkan masjid, seperti mengepel, mencabut rerumputan liar dihalaman masjid dan yang sejenisnya, semua itu termasuk amalan yang agung, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar” (HR. Muslim)
Jadi kegiatan membersihkan masjid adalah kegiatan yang besar sebab dia membersihkan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Alangkah indahnya bila orang-orang yang memiliki kedudukan di masyarakat, untuk sesekali menyapu rumah Allah.
Selain supaya masyarakat menjadi sadar akan wibawa masjid, sehingga mereka menjadi lebih sadar akan kehormatan masjid, juga untuk membuatnya menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan mengikisifat-sifat angkuh dalam diri.
Bukti lain, yang menunjukkan bahwa amalan ini adalah amalan yang mulia, sebuah hadis yang menceritakan tentang seorang perempuan berkulit hitam, yang biasa menyapu masjid di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkisah tentang seorang wanita yang biasa membersihkan masjid (di masa Nabi). Nabi shallallahu’alaihiwasallam menanyakan tentang kabar wanita itu, para sahabat menjawab, “Ia telah meninggal.”
“Mengapa kalian tidak mengabariku?” Tanya nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya. Para sahabat mengira, bahwa pekerjaannya tersebut tidak terlalu terpandang.
“Tunjukkan aku makamnya” Pinta Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Merekapun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau mensholatkannya” (Muttafaqun ‘ alaihi).
Setelah menukil hadis ini, Syaikh Abdullah bin Sholih Al-Fauzan dalam bukunya al-Fawaid al-Majmu’ah menjelaskan,
“Hadis ini dalil akan utamanya pekerjaan membersihkan masjid. Karena shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam, atas kuburan orang yang menyapu masjid tersebut, bukti bahwa perbuatan ini adalah amalan yang luhur.” (al-Fawaid al-Majmu’ah fi Syarhi Fushulil Adab wa Makaarimil Akhlaq Al-Masyruu’ah, hal. 247).