Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Dengan meningkatnya penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak jenis sapi, Polsek Tanete Riattang bersama Dinas Peternakan perketat pemeriksaan terhadap hewan ternak yang masuk di wilayah Kabupaten Bone.
Menyikapi hal tersebut Polsek Tanete Riattang bersama Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Bone membentuk posko terpadu penanganan Penyakit Mulut dan Kuku atau yang sering disebut (PMK), Minggu (07/08/2022).
Bhabinkamtibmas Aiptu H. Ismail yang bertugas di Kelurahan Mattirowalie yang terlibat dalam posko PMK mengatakan bahwa dengan dibentuknya posko ini, lalu lintas hewan ternak bisa lebih dibatasi dan diawasi secara langsung dan dengan begitu, pergerakan hewan ternak pun bisa lebih terdata dengan baik.
“Lanjut, setiap kendaraan yang mengangkut hewan ternak jenis sapi akan diberhentikan Kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan sapi, memeriksa dokumen / surat pengantar dari pemerintah setempat dalam hal ini Desa/Lurah,” ucap Aiptu H. Ismail.
Ditempat terpisah Kapolsek Tanete Riattang Kompol Andi Ikbal, S.Pd., S.H mengatakan dalam hal ini yang dikedepankan tentunya dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone, Polisi dan Dinas Perhubungan sifantnya membeckup.
“Kami siap mendukung dan mengawal seluruh kebijakan penanganan dari Pemkab Bone secara maksimal dalam penanganan wabah PMK agar tidak semakin meluas,” tutup Kompol Andi Ikbal.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) dilansir dari katadata.co.id adalah penyakit hewan yang cepat menular dan menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, domba, kambing, domba, babi, rusa/kijang, onta, dan gajah.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Foot Mouth Disease yang termasik dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus. Sel yang terinfeksi virus PMK akan membentuk protein virus dan terjadi perbanyakan RNA virus.
Apabila jumlah RNA sudah banyak, maka fungsi RNA ini berubah menjadi mRNA sebagai pola untuk perbanyakan RNA virus. Pola perbanyakan ini berbeda dengan virus lainnya. Sebelum dimulailnya pembentukan protein virus, umumnya akan terbentuk penyusunan gen virus terlebih dahulu.
Virus penyebab penyakit mulut dan kuku pada sapi ini dapat bertahan hidup di lingkungan tergantung dari situasi dan kondisi suhu serta tingkat kemasaman. Virus ini termasuk stabil dan infeksif apabila masih berada di lapisan kulit, cairan lendir, dan terhindar dari paparan sinat matahari atau pada suhu yang relatif rendah.
Gejala klinis dari penyakit ini cukup bervariasi dengan masa inkubasi umumnya berkisar 2 -8 hari. Umumnya, hewan yang mengalami PMK mengalami gejala seperti demam mencapai 39 derajat Celcius selama beberapa hari, tidak nasfu makan, serta terdapat lesi di mulut dan keempat kakinya. Lesi ini berbentuk lepuhan di permukaan selaput lendir mulut, termasuk lidah, gusi, pipi bagian dalam, dan bibi.
Lesi pada kaki terlihat jelas di tumit, celak kuku, dan sepanjang coronary bands kuku. Pada hewan babi yang mengalami PMK, lesi banyak ditemukan di kaki atau tercak kaki dan biasanya babi mengalami kelemahan.
Sementara itu, gejala penyakit mulut dan kuku pada sapi perah bisa terlihat dari penurunan produksi susu. Pada domba, kambing, dan rusa, lesi berupa lepuh kecil dan sulit dilihat sehingga butuh pengamatan secara teliti.
Adapun cara mencegah PMK melansir dari bogorkab.go.id, terdapat dua cara. Cara yang pertama yaitu dengan biosekuriti dan cara kedua menggunakan langkah medis.
Pencegahan Lewat Biosekuriti :
- Perlindungan di zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas, dan melaksanakan surveilans.
- Memotong hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan yang berkemungkinan kontak dengan agen PMK.
- Melakukan desinfeksi aset dan selutuh material yang terinfeksi mulai dari perlengkapan kandang, mobil, baju, dan lain sebagainya.
- Memusnahkan bangkai, sampah, dan seluruh produk hewan di area yang terinfeksi.
- Melakukan karantina hewan.
Pencegahan dengan Cara Medis
- Melakukan vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant.
- Kekebalan enam bulan setelah dua kali vaksin. Sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
- Pengawasan lalu lintas ternak.
- Pelarangan masuknya ternak dari wilayah tertular.