Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai bentuk kepedulian kepada warga, Bhabinkamtibmas Polsek Tompobulu Aipda Saenal tak sungkan–sungkan membantu warga mengangkat karung pupuk organik (pupuk kandang) saat berada dibahu jalan.
Melihat warga binaannya butuh bantuan, Aipda Saenal dengan sigap mengambil sekaligus mengangkat karung pupuk tersebu untuk menuju ke kandang milik warga bernama Muh. Ilyas warga Lingkungan Lembangbu’ne, Kelurahan Cikoro, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, Senin (4/7/22).
“Kehadiran anggota Polri ditengah-tengah masyarakat bukan hanya menjaga keamanan saja, namun juga turun langsung membantu masyarakat baik dalam suka maupun duka, agar masyarakat dapat merasakan nyaman dan aman serta dekat dengan personel Polri yang ada disekitarnya,” ungkap Aipda Saenal.
Selain itu juga, Aipda Saenal mengatakan bahwa seorang Bhabinkamtibmas tentunya harus aktif dan selalu hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai ujung tombak Polri untuk mengetahui aktivitas dan apa yang dialami warga binaannya.
“Bhabinkamtibmas sebagai mitra kerja warga masyarakat yang ada di desa, supaya warga masyarakat desa binaan nya mau membantu tugas kepolisian khusus nya di wilayah hukum Polsek Tompobulu Polres Gowa,” terangnya.
Ditempat terpisah, Kapolsek Tompobulu Iptu Abdul Hakim mengapreasiasi apa yang dilakukan oleh personelnya dan mengucapkan banyak terima kasih yang telah meluangkan waktu untuk membantu warga desa binaannya.
“Semoga apa yang dilakukan oleh Aipda Saenal menjadi contoh buat kita semua dan berharap Polri makin dicintai oleh masyarakat,” tutupnya.
Aksi Bhabinkamtibmas Polsek Tompobulu yang membantu warga mengangkat karung pupuk merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.