Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Di bulan suci Ramadhan Polsek Alla terus meningkatkan kegiatan Operasi Yustisi guna mencegah penyebaran virus Covid-19 di wilayah hukum Polsek Alla, Jumat (08/04/2022).
Dengan dilakukannya kegiatan operasi tersebut, warga yang berkunjung ke pasar tepatnya di wilayah Hukum Polsek Alla wajib mengikuti pemeriksaan protokol kesehatan.
Warga yang kedapatan tidak memakai masker akan diberi teguran serta himbauan tentang protokol kesehatan dan selanjutnya warga tersebut diberi masker oleh petugas.
Kapolsek Alla AKP Lukman mengatakan pencegahan penyebaran virus covid-19 akan terus dilakukan oleh Polsek Alla terlebih menghadapi bulan suci Ramadhan.
Kapolsek berharap disaat menjalankan ibadah puasa warga tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga penyebaran wabah virus covid-19 di wilayah hukum Polsek Alla dapat dikendalikan secara maksimal.
Dalam operasi itu, petugas masih mendapati pengunjung pasar yang mengabaikan protokol kesehatan terutama pada penggunaan masker.
“Kami berharap masyarakat bisa selalu menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 terutama varian Omicron,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang berkunjung ke pasar agar tetap disiplin dalam menerapkan prokes dan bagi masyarakat yang kedapatan melanggar diberikan sanksi sosial.
“Terapkan protokol kesehatan 5M yaitu Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas,” tuturnya.
Operasi Yustisi yang digelar Polsek Cina untuk mendisiplinkan warga memakai masker sejalan dengan langkah pemerintah, sebab hal ini merupakan salah satu langkah dan upaya dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin hari semakin meluas.
Dilansir dari Kompas.com, bahwa saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya menegakkan jarak fisik (Physical Distancing) ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Adapun upaya-upaya tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik, hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah.
Isolasi diri merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus.
Sementara, social distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.
Ada alasan yang sangat baik tentang mengapa menjaga jarak menjadi strategi penting dalam mengontrol pandemi Covid-19.
Setiap orang yang terinfeksi virus ini diduga rata-rata menularkan kepada 2-3 orang lainnya dalam tahap awal wabah. Periode inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan gejala diperkirakan adalah sekitar 5 hingga 14 hari.
Jika seseorang terinfeksi dan tetap bersosialisasi seperti biasa, kemungkinan orang tersebut akan menurlarkan ke dua hingga tiga temannya yang kemudian akan menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya.
Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini.
Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini dengan simulasi populasi di AS dan Inggris.
Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala.
Kedua, penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini. Sementara, mereka yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri di dalam rumah.