Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai bentuk kepedulian serta ungkapan rasa belasungkawa, Bhabinkamtibmas Polsek Minasatene Aipda Muh. Amir menyempatkan diri untuk datang melayat kerumah salah satu warga binaannya, Kamis (16/01/2020).
Datangnya Bhabinkamtibmas Polsek Minasatene Polres Pangkep Aipda Muh. Amir menunjukkan kepedulian seorang anggota Bhabinkamtibmas kepada masyarakatnya.
Bukan hanya terikat dengan kewajibannya sebagai pemelihara kamtibmas namun juga sebagai sesama hamba Allah ta’ala, sudah merupakan suatu kewajiban untuk hadir melayat dan ikut serta mengangkat jenazah warga dari rumah duka menuju ke pemakaman di Kp. Taraweang, Desa Kabba, Kecamatan Minasatene Pangkep.
Ditemui ditempat terpisah, Kapolsek Minasatene Polres Pangkep Iptu Abd Halim mengapresiasi anggotanya yang mau turun ditengah masyarakat saat ada yang berduka.
Karena hal tersebut sangat membantu untuk memberikan semangat keluarga almarhum yang sedang mengalami depresi ditinggal orang yang disayanginya. Masyarakat pasti juga mengapresiasi dengan kegiatan positif yang dilakukan oleh bhabinkamtibmas tersebut.
Aksi peduli Bhabinkamtibmas Polsek Minasatene yang hadir melayat dirumah warganya hingga mengusung jenazah ke pemakaman merupakan wujud empati terhadap warga, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).