Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Hari ke-9 pelaksanaan Operasi Patuh 2020, Satlantas Polres Bone, membagikan masker gratis kepada para Supir, Tukang Ojek dan tukang becak. Pembagian masker gratis ini dilakukan di beberapa lokasi operasi di sekitaran kota Watampone Kab.Bone. Sabtu (01/08/2020).
Pembagian masker tidak hanya dilakukan di pinggir jalan, petugas juga mendatangi langsung supir, pengemudi ojek dan tukang Becak untuk membagikan masker gratis tersebut.
Kasat Lantas Polres Bone, AKP Fitriawan melalui Kanit Dikyasa Lantas, Aiptu Nataniel Teke mengatakan, pihaknya menyiapkan ribuan masker yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat dalam Operasi Patuh 2020.
Diakui Kasat Lantas, bahwa masih banyak pengendara yang kurang sadar, dengan tidak memakai masker di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini.
“Sampai saat ini masih ada saja masyarakat yang belum menggunakan masker di Adaptasi Kebisaan Baru (AKB) atau New Normal. Bagi yang tidak pakai masker kita imbau pakai dan diberi maskernya,” ujarnya.
Menurut AKP Fitriawan, Operasi Patuh tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Polisi mengedepankan sosialisasi mengenai tertib lalu lintas dan penerapan protokol kesehatan, dibandingkan melakukan penindakan atau tilang.
“Operasi Patuh 2020 kali ini, memiliki tiga tujuan utama, yaitu meningkatkan kesadaran warga dalam mematuhi semua tata tertib berlalu lintas. Kedua, menekan angka kecelakaan lalu-lintas. Terakhir, mengurangi penyebaran virus Covid-19,” Jelas Kasat Lantas Polres Bone.
Sejalan dengan langkah pemerintah, langkah Satlantas Polres Bone membagikan masker gratis saat operasi patuh merupakan langkah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas.
Dilansir dari Kompas.com, bahwa saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya menegakkan jarak fisik (Physical Distancing) ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Adapun upaya-upaya tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik, hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah.
Isolasi diri merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus.
Sementara, social distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.
Ada alasan yang sangat baik tentang mengapa menjaga jarak menjadi strategi penting dalam mengontrol pandemi Covid-19.
Setiap orang yang terinfeksi virus ini diduga rata-rata menularkan kepada 2-3 orang lainnya dalam tahap awal wabah. Periode inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan gejala diperkirakan adalah sekitar 5 hingga 14 hari.
Jika seseorang terinfeksi dan tetap bersosialisasi seperti biasa, kemungkinan orang tersebut akan menurlarkan ke dua hingga tiga temannya yang kemudian akan menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya.
Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini.
Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini dengan simulasi populasi di AS dan Inggris.
Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala.
Kedua, penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini. Sementara, mereka yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri di dalam rumah.