Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kapolres Palopo AKBP Muh. Yusuf Usman kembali bersedekah pada orang tak mampu usai melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Muwafiqin Surutanga Kelurahan Surutanga, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Selasa (23/8/2022).
Usai sholat subuh, Kapolres Palopo yang akan kembali ke rumah Jabatan menggunakan Kendaraan menyempatkan singgah di jalan karena melihat warga yang mulai pagi ini sudah kerja dengan memungut barang – barang bekas yang dibuang warga di sampah.
Nampak dari jauh, Kapolres Palopo yang turun dari kendaraannya langsung menyapa pekerja keras itu (pemungut barang – barang Bekas), sambil bincang – bincang, diberikannya bantuan berupa beras.
“Semoga bantuan ini dapat meringankan beban bapak/ibu dan jangan lupa melaksanakan Sholat 5 (Lima) waktu,” ucap Kapolres Palopo.
Kapolres Palopo berharap bantuan itu bisa sedikit membantu meringankan beban warga yang perekonomiannya memang karena tidak mampu ataupun terganggu pasca Pandemi Covid-19 di Kota Palopo.
“Terima Kasih Kapolres atas bantuan ta, semoga yang dilakukan dapt dikembalikan oleh Allah SWT dan mungkin akan lebih besar dari apa yang dikeluarkan sebagai bantuan pada kami yang tak mampu,” doa warga tersebut.
Kapolres Palopo juga mengingatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan, apalagi bersentuhan dengan barang bekas karena kita masih dalam status kondisi bermasalah dengan Covid 19 walaupun di Kota Palopo dianggap dalam keadaan aman dan bersih.
Usai apel pagi, Kapolres Palopo mengatakan bahwa tugas kemanusiaan harus tetap kita jalankan. “Tugas polisi adalah tugas mulia dan berkah. Semua bersifat pelayanan dan melayani masyarakat. Kuncinya adalah Iklas dan bersyukur senantiasa atas karunia Tuhan pada diri kita,” ucapnya.
“Sedekah sebenarnya tidak harus terpaku pada waktu tertentu maupun hari tertentu. Waktu-waktu yang dilakukan untuk bersedekah itu sama baiknya. Tidak terkecuali dengan bersedekah di waktu subuh, yaitu sedekah subuh,” jelasnya.
“Semoga ini dapat memberikan Contoh pada warga di Kota Palopo dengan selalu melaksanakan Sedekah dengan berikan bantuan pada warga yang tak mampu di Kota Palopo,” tutupnya.
Aksi Kapolres Palopo yang membantu pemungut sampah di jalan merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.