Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Salah satu personil Polsek Cendana Polres Enrekang yang mengalami musibah yang orang tuanya meninggal Dunia, mengetahui Hal ini Kapolsek Cendana memimpin anggotanya untuk ke rumah duka yang berlokasi di Kabupaten Pangkep untuk berbela sungkawa, Rabu (15/07/2020).
Memang cukup berat bagi keluarga yang di tinggalkan, oleh sebab itu Kapolsek Cendana Akp Anton beserta Anggota dan anggota bhayangkari ranting Cendana menuju ke kediaman alamarhum untuk berbela sungkawa serta memebrikan ketabahan terhadap keluarga yang tinggalkan di Kecamatan Lakbakkkang Kabupaten pangkep.
Menurut Bripka Subair yang merupakan anak dari almarhum bahwa almarhum adalah sosok yang baik dan betanggung jawab dalam membina rumah tangga sekaligus tulang punggung.
Kapolsek Cendana AKP Anton mengatakan saya harap untuk keluarga Bripka Subair dicberi ketabahan dan kesabaran atas berpulungnya ayahanda tercinta.
Sikap Kapolsek Cendana terhadap anggotanya yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).