Rabu, Februari 19, 2025

Peduli Sosial, Bhayangkari Polsek Panca Lautang Berikan Bantuan Sembako kepada Warga Miskin

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Peduli sosial, keluarga besar Polsek Panca Lautang yakni Bhayangkari mengadakan kegiatan pemberian bantuan sosial (Bansos) yang dilaksanakan di dua Desa yaitu di Desa Lise dan Desa Alesalewoe, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap. Selasa (17/09/19).

Kegiatan pemberian Bansos ini dipimpin langsung oleh Ketua Bhayangkari Ranting Panca Lautang, Ny. Hj. Sumidah Syarip bersama ibu-ibu Bhayangkari Ranting Panca Lautang yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pemberian bantuan Sembako kepada keluarga kurang mampu.

“Kegiatan Bakti Sosial ini merupakan salah satu wujud kepedulian Bhayangkari Ranting Panca Lautang terhadap warga kurang mampu. Mudah-mudahan kegiatan bakti sosial ini dapat membantu meringankan beban hidup saudara-saudara kita yang kurang mampu,” ungkap Ny. Hj.Sumidah Syarip.

Terlihat turut serta mendampingi kegiatan ini Kapolsek Panca Lautang IPTU Syaripuddin HMT bersama personil Polsek Panca Lautang, serta Kades Lise H.Rustam Benteng dan Plt. Kades Alesalewoe Ibu Yustina, S.Pdi bersama dengan para perangkat desanya.

Perhatian keluarga besar Polsek Panca Lautang kepada warga kurang mampu merupakan bukti kecintaannya terhadap warga miskin, sedang kecintaan seseorang kepada saudaranya yang miskin memiliki banyak keutamaan, disalin dari Rumaysho.com, berikut beberapa keutamaannya :

Pertama, Mencintai orang miskin termasuk kebaikan

Mencintai orang miskin termasuk kebaikan. Dalam do’a yang diajarkan di atas, mencintai orang miskin disebutkan secara tersendiri dan ini menunjukkan pentingnya amalan ini, di samping menunjukkan kemuliaannya.

Kedua, Mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka akan memudahkan hisab seorang muslim pada hari kiamat

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim no. 2699).

Ketiga, Dekat dengan orang miskin berarti semakin dekat dengan Allah pada hari kiamat

Dalam hadits Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah- engkau meminta demikian?” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi no. 2352)

Keempat, Mencintai orang miskin adalah landasan kecintaan pada Allah

Para ulama menjelaskan bahwa mencintai orang miskin adalah landasan kecintaan pada Allah. Karena orang miskin tidaklah memiliki materi dibanding orang kaya. Namun seseorang harus mencintai si miskin itu karena Allah, artinya semakin si miskin itu beriman, ia pun semakin menaruh cinta padanya. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya, dan tidak memberi juga karena-Nya, maka ia telah sempurna imannya” (HR. Abu Daud no. 4681, Tirmidzi no. 2521, dan Ahmad 3: 438).

Kelima, Mencintai orang miskin termasuk dalam wasiat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat pada Abu Dzar Al Ghifari di mana Abu Dzar berkata, “Kekasihku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau menasehatiku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia” (HR. Ahmad 5: 159).

Related Posts

1 of 1,631
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih