Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sat Binmas Polres Bone kembali menggelar kegiatan Polisi Care di wilayah hukum Polres Bone. Polisi Care dipimpin oleh Kasat Binmas Polres Bone AKP Zulaeni R. Tampilang, SH kepada warga yang kurang mampu, Jumat (12/4/19).
Kali ini, dua warga tergolong miskin mendapat bantuan yaitu lelaki Anwar (45) dan perempuan Bana (65). Kedua warga tersebut memiliki kehidupan yang sangat memprihatinkan sehingga Kasat Binmas Polres Bone AKP Zulaeni mengajak anggotanya untuk memberikan bantuan kepada mereka.
Sekedar diketahui, Anwar yang tinggal bersama istri dan anaknya di sebuah rumah berukuran kecil di Lingkungan Masumpu Kelurahan Masumpu Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Anwar yang bekerja sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun sekarang hanya tinggal di rumah karena sakit sehingga tidak dapat bekerja seperti biasanya.
“Dulu Bu, suami saya bekerja sebagai nelayan tapi sekarang tinggal saja di rumah karena sakit jadi kami hanya mengharap bantuan dari tetangga,” kata istri Anwar.
AKP Zulaini terus memberikan dukungan dan semangat, bahwa sebagai manusia tidak boleh putus asa, harus terus berdoa kepada Allah SWT agar penyakit yang dialami segera disembuhkan sehingga bisa bekerja lagi seperti biasanya.
“Sebagai seorang istri harus membantu keluarga juga apa lagi suaminya lagi sakit, tidak boleh terus berharap kepada tetangga tapi harus juga berusaha,” ujar Zulaini.
Sedangkan perempuan Bana tinggal seorang diri di sebuah rumah panggung tak layak huni di Lingkungan Maccope Kelurahan Pappolo Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone.
Dalam kegiatan ini, Kasat Binmas menuturkan bahwa memberikan bantuan kepada warga kurang mampu melalui program Polisi care ini merupakan wujud kepedulian anggota Polri terhadap masyarakat.
“Kita lakukan ini adalah sebagai wujud kepedulian kami terhadap masyarakat dan semoga apa yang kami berikan dapat bernilai pahala di sisi Allah SWT,” tuturnya.
Apa yang dilakukan Kasat Binmas Polres Bone bersama personilnya merupakan bukti keiamanan, dengan bersedekah seseorang akan mendapatkan banyak keutamaan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama, dan jawaban beliau dikaitkan dengan sifat dan kondisi orang yang bersedekah.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ya Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhal?’
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Sedekah yang engkau berikan ketika engkau masih muda, pelit harta, bertumpuk angan-angan untuk hidup mewah, dan takut bangkrut. (HR. Ahmad 7407, Nasai 2554, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Betapa sulitnya orang bersedekah di saat dia sedang mengejar kariernya, harapannya, obsesinya, dan cita-citanya. Mungkin dia butuh perang batin untuk bisa mengeluarkan Rp 20 rb. Karena itulah, nilainya lebih afdhal dari pada yang lainnya.
Hanya saja, ada beberapa keterangan ulama yang menganjurkan sedekah di hari jumat, mengingat keutamaan hari jumat itu.
Kaidah umum terkait tingkatan keutamaan amal, bahwa amal yang dikerjakan di waktu mulia, memiliki nilai keutamaan yang lebih besar, dibandingkan amal yang dikerjakan di waktu kurang mulia.
Berikut kita akan simak beberapa keterangan ulama tentang keutamaan sedekah hari jumat,
Pertama, keterangan as-Syarbini – ulama Syafiiyah – (w. 977 H). Dalam kitabnya al-Iqna fi Halli Alfadz Abi Syuja’, beliau menjelaskan tentang hari jumat. Beliau menyatakan tentang sedekah hari jumat,
Dianjurkan memperbanyak sedekah dan beramal soleh di hari jumat atau malam jumat. Memperbanyak shalawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam atau siang hari jumat.
Berdasarkan hadis: “Sesungguhnya hari yang paling afdhal adalah hari jumat. Karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian diperlihatan kepadaku.” (al-Iqna’, 1/170)
Kedua, keterangan Ibnul Qoyim – ulama hambali – (w. 751), Dalam kitabnya Zadul Ma’ad, beliau menyebutkan beberapa keistimewaan hari jumat,
Bahwa sedekah di hari jumat memiliki keistimewaan khusus dibandingkan hari yang lain. Sedekah di hari jumat, dibandingkan dengan sedekah di hari yang lain, seperti perbandingan antara sedekah di bulan ramadhan dengan sedekah di selain ramadhan.
Saya pernah melihat Syaikhul Islam – rahimahullah – apabila beliau berangkat jumatan, beliau membawa apa yang ada di rumah, baik roti atau yang lainnya, dan beliau sedekahkan kepada orang di jalan diam-diam. Saya pernah mendengar beliau mengatakan,
“Apabila Allah memerintahkan kita untk bersedekah sebelum menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bersedekan sebelum menghadap Allah lebih afdhal dan lebih besar keutamaannya.” (Zadul Ma’ad, 1/407).
Karena itu, tradisi di masyarakat kita dengan memberikan infaq setiap jumatan, insyaaAllah termasuk tradisi yang baik. Meskipun kita menganjurkan agar semacam ini tidak dibatasi selama hari jumat saja. Termasuk, tidak membatasi hanya diberikan untuk masjid saja. Banyak masjid di sekitar kita danannya melimpah. Sementara di sebelahnya ada orang muslim soleh yang lebih membutuhkan bantuan.