Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Giat sosial terus di tunjukkan oleh personil Bhabinkamtibmas Polres Gowa dalam hal membantu warga masyarakat yang ada di wilayahnya.
Seperti yang dilakukan oleh Aiptu Muh Arifin yang pada hari ini, Ahad (16/02/20) saat menyambangi Mesjid Nurul Jami Dusun Borimasunggu Desa Rappolemba yang sementara di renovasi guna kepentingan umum.
Di katakan Aiptu Arifin bahwa kedatangannya ini selain untuk memberikan bantuan juga akan membantu mensosialisasikan kepada masyarakat yang mungkin saja ada masyarakat di luar sana yang ingin memberikan bantuan berupa apapun guna kelancaran pembangunan mesjid ini.
“Bagi masyarakat yang ingin membantu kelancaran pembangunan mesjid Nurul Jami ini silahkan menghubungi dengab nomor handphone kami yaitu +62853-9988-9775 atas nama Aiptu Arifin,” ujarnya.
Terpisah, Kapolres Gowa AKBP Boy FS Samola melalui Kapolsek Tompobulu Iptu Hasbullah mengapresiasi kegiatan yang dilakukan personilnya yang mampu membantu pembangunan mesjid yang ada di wilayahnya.
Bantuan yang diberikan Aiptu Arifin untuk pembangunan Masjid juga mempunyai keutamaan yang besar. Bahkan bila membangun bagian kecil saja dari Masjid tetap punya keutamaan. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Mafhash qathaah dalam hadits artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya dan menderum di tempat tesebut. Dan qathah adalah sejenis burung.
Ibnu Hajar dalam Al-Fath (1: 545) menyatakan,
“Maksud dari “siapa yang membangun masjid” digunakan isim nakirah yang menunjukkan keumuman, sehingga maksud hadits adalah siapa yang membangun masjid besar maupun kecil. Dalam riwayat Anas yang dikeluarkan oleh Tirmidzi yang mendukung yang menyatakan dengan masjid kecil atau besar.”
Masih melanjutkan penjelasan Ibnu Hajar, yang diterangkan dalam hadits di atas adalah cuma bahasa hiperbolis. Karena tak mungkin tempat burung menaruh telur dan menderum yang seukuran itu dijadikan tempat shalat. Ada riwayat Jabir semakin memperkuat hal ini.
Sebagian ulama lainnya menafsirkan hadits tersebut secara tekstual. Maksudnya, siapa membangun masjid dengan menambah bagian kecil saja yang dibutuhkan, tambahan tersebut seukuran tempat burung bertelur; atau bisa jadi caranya, para jama’ah bekerja sama untuk membangun masjid dan setiap orang punya bagian kecil seukuran tempat burung bertelur; ini semua masuk dalam istilah membangun masjid. Karena bentuk akhirnya adalah suatu masjid dalam benak kita, yaitu tempat untuk kita shalat.
Berarti penjelasan Ibnu Hajar di atas menunjukkan bahwa jika ada yang menyumbang satu sak semen saja atau bahkan menyumbang satu bata saja, sudah mendapatkan pahala untuk membangun masjid.