Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Dalam rangka menyambut Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-66, Satlantas Polres Enrekang melaksanakan bakti sosial lintas agama yang dilaksanakan di wilayah hukum Polres Enrekang, Jumat (10/09/2021).
Terdapat 2 lokasi dimana Bakti Sosial ini dilaksanakan, yakni di Mesjid Ridha Allah Bamba Kelurahan Puserren Kecamatan Enrekang dan Gereja Toraja Jemaat Imanuel Enrekang Kelurahan Puserren, Kecamatan Enrekang.
Bakti Sosial ini dilaksanakan dalam bentuk kerja bakti secara gotong royong membersihkan tempat ibadah sebagai bentuk pengabdian dan Bakti Polri kepada masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah.
Pada kesempatan ini, Kasat Lantas Polres Enrekang Iptu Muh. Althof Zainudin, S.T.K., S.I.K., M.H. mengunjungi Mesjid dan Gereja melaksanakan Bakti Sosial Lintas Agama dalam bentuk Kerja bakti dalam rangka memperingati Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-66,” ungkap Kasat Lantas Polres Enrekang.
Kasat Lantas Polres Enrekang juga menambahkan selain pelaksanaan kerja bakti akan dilaksanakan nantinya pembagian masker kepada pengendara yang akan dilaksanakan pada esok hari sebagai rasa peduli terhadap masyarakat untuk melaksanakan anjuran protokol kesehatan karena masih masa pandemi covid-19 dalam mencegah penyebarannya.
Dilansir dari muslim.or.id, segala pekerjaan membersihkan masjid, seperti mengepel, mencabut rerumputan liar dihalaman masjid dan yang sejenisnya, semua itu termasuk amalan yang agung, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar” (HR. Muslim)
Jadi kegiatan membersihkan masjid adalah kegiatan yang besar sebab dia membersihkan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Alangkah indahnya bila orang-orang yang memiliki kedudukan di masyarakat, untuk sesekali menyapu rumah Allah.
Selain supaya masyarakat menjadi sadar akan wibawa masjid, sehingga mereka menjadi lebih sadar akan kehormatan masjid, juga untuk membuatnya menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan mengikisifat-sifat angkuh dalam diri.
Bukti lain, yang menunjukkan bahwa amalan ini adalah amalan yang mulia, sebuah hadis yang menceritakan tentang seorang perempuan berkulit hitam, yang biasa menyapu masjid di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkisah tentang seorang wanita yang biasa membersihkan masjid (di masa Nabi). Nabi shallallahu’alaihiwasallam menanyakan tentang kabar wanita itu, para sahabat menjawab, “Ia telah meninggal.”
“Mengapa kalian tidak mengabariku?” Tanya nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya. Para sahabat mengira, bahwa pekerjaannya tersebut tidak terlalu terpandang.
“Tunjukkan aku makamnya” Pinta Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Merekapun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau mensholatkannya” (Muttafaqun ‘ alaihi).
Setelah menukil hadis ini, Syaikh Abdullah bin Sholih Al-Fauzan dalam bukunya al-Fawaid al-Majmu’ah menjelaskan,
“Hadis ini dalil akan utamanya pekerjaan membersihkan masjid. Karena shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam, atas kuburan orang yang menyapu masjid tersebut, bukti bahwa perbuatan ini adalah amalan yang luhur.” (al-Fawaid al-Majmu’ah fi Syarhi Fushulil Adab wa Makaarimil Akhlaq Al-Masyruu’ah, hal. 247).