Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Berbagi kasih dengan sesama tentu sangatlah penting. Apalagi, jika berbagai kasih itu dilakukan di bulan Ramadan, bulan penuh berkah seperti sekarang ini.
Tak hanya anak yatim piatu atau kaum dhuafa saja yang semestinya mendapat perhatian khusus di bulan Ramadan ini. Tetapi, anak-anak dengan kondisi disabilitas tentunya juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang serta tak boleh luput dari perhatian kita semua.
Untuk itu rombongan Polres Luwu Utara beserta Bhayangkari kembali menggelar acara buka bersama, kali ini dengan berbagi kebahagiaan bersama anak-anak berkebutuhan khusus (disabilitas).
Kapolres Luwu Utara, AKBP Boy Fs Samola saat ditemui awak mengatakan bahwa ini adalah salah satu bentuk kepedulian kami terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan di SLB Nur Amin Masamba sendiri mempunyai murid sebanyak 37 orang.
“Semoga, acara ini bisa menginspirasi kita semua untuk melakukan kebaikan yang tulus terhadap mereka yang hidup kekurangan maupun mereka yang memerlukan perhatian serta kasih sayang khusus,” ujar Kapolres, Selasa (14/5/2019).
Rombongan Polres Luwu Utara dan Bhayangkari ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Nur Amin Masamba yang terletak di Kelurahan Bone, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara dan mempunyai guru sebanyak 12 orang.
Kepedulian jajaran Polres Lutra kepada kaum disabilitas sejalan dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang berusaha untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap kaum difabel dengan mengajarkan bahwa tak seharusnya ada stigma atau sikap negatif bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Dilansir dari hidayatullah,com, Beliau (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam) menekankan bahwa disabilitas tidak mempengaruhi kesempurnaan mereka dimata Allah selama mereka memiliki iman yang kokoh. Nabi juga mengajarkan bahwa tak seperti kepercayaan banyak orang, disabilitas bukanlah hukuman dari Allah tetapi merupakan pengampunan atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan.
Seperti sabda beliau, “Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam juga mengangkat harkat dan martabat kaum difabel dan menghapus kesedihan ataupun penderitaan yang mereka alami. Beliau selalu mengingatkan bahwa sesungguhnnya Allah tidak melihat tubuh dan rupa manusia, melainkan melihat hati mereka. Rasulullah benar-benar hadir sebagai penyejuk mereka yang memiliki keterbatasan, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Tak lupa, Nabi juga melindungi hak asasi kaum difabel dan menghapuskan diskriminasi berlandaskan disabilitas, yang lazim sebelum datangnya Islam. Dalam salah satu riwayat diceritakan, bahwa Nabi pernah menunjuk salah satu sahabat yang bernama Abdullah Bin Ummi Umm Maktum, seorang tuna netra sebagai muadzin.
Abdullah bin Ummi Maktum seorang tuna-netra yang bergabung bersama orang-orang yang telah memeluk Islam dan dekat dengan Rasululllah. Meski matanya tak mampu melihat, ia diberi nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepadanya. Ia memiliki naluri yang sangat peka untuk mengetahui waktu.
Jika menjelang fajar, berbekal tongkat ia keluar dari rumahnya, menuju masjid dan mengumandangkan azan di masjid Rasul. Bersama Bilal bin Rabah, Abdullah selalu bergantian mengumandangkan azan.
Bahkan pernah Rasulullah meminta Abdullah untuk memimpin kota Madinah saat Nabi berada di luar kota. Beliau meberikan kepercayaan yang luar biasa kepada kaum difabel.
Baginya, keterbatasan Abdullah bukanlah hambatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Ia ingin mengajarkan bahwa mereka yang berkebutuhan khusus tak sepatutnya direndahkan karena dibalik kekurangan mereka pasti tersimpan potensi untuk berkontribusi dan bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya.