Jumat, Maret 14, 2025

Tidak Hanya Melayat, Polisi Ini Juga Ikut Usung Jenazah Warganya ke Pemakaman

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tidak hanya sebagai penegak hukum, seorang Bhabinkamtibmas yang menjadi ujung tombak aparat Kepolisian di Desa juga dituntut mampu hadir disetiap kegiatan masyarakat guna mendengar permasalahan sekaligus mencari solusinya.

Hal itu yang diperlihatkan Bhabinkamtibmas Kelurahan Salubulo Aiptu Sumardi yang menyempatkan diri takziah dan membantu proses pemakaman salah seorang warga binaannya Almarhum Rachman abadi, yang meninggal dunia karena sakit, Minggu (06/04/2020).

Sebagai bentuk empati pada kesempatan ini Aiptu Sumardi SH juga ikut mengusung keranda jenazah warga binaannya hingga ke tempat pemakaman.

“Selamat jalan almarhum di peristirahatan terakhir, semoga diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa dosanya oleh Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Hal ini sudah sering saya lakukan sehingga terjalin komunikasi yang baik dengan dengan warga binaan saya,” ujar Aiptu Sumardi SH.

Ditempat yang sama salah seorang masyarakat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Bhabinkamtimas Aiptu Sumardi SH, “Kami mewakili keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bhabinkamtibmas yang telah menyempatkan waktu untuk hadir dan menyampaikan belasungkawa,” ujar Salah seorang masyrakat tersebut.

Aksi Bhabinkamtibmas Salubulo yang melayat kerumah warganya yang berduka hingga bantu proses pemakaman merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.

Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.

Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.

Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.

Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.

Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.

Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.

Related Posts

1 of 4,399
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih