Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Turut berduka cita atas kematian warganya, Kapolsek Pattallassang luangkan waktu melayat kerumah duka di Jalan Poros Panaikang, Kelurahan Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Jum’at (10/01/2020).
Kapolsek Pattallassang Akp H. Muhammadang didampingi oleh segenap personil Polsek Pattallassang, datang ke rumah seorang Purnawiran Polri Polres Takalar, Bripda Anumerta Abdul Rahim, yang telah meninggal disebabkan sakit.
Kunjungan Kapolsek Pattallassang AKP H. Muhammadang bersama anggota, sebagai bentuk penghormatan kepada sesepuh Polri yang meninggal.
Beberapa personel yang ikut melayat yakni Waka Polsek Pattallassang Iptu Chandra Arista, Kanit Sabhara Ipda Mustajab, Kasihumas Aipda Aswan Sabil serta Kanit Provost Bripka Jufri.
Bripda purnawirawan Abdul Rahim meninggal di Rumah Sakit Maryam Kab. Takalar, pukul 18.45 wita, Kamis kemarin dikarenakan sakit asma yang sudah lama diidapnya.
Almarhum meninggalkan dua orang anak dan enam orang cucu.
Pada kunjungan tersebut, Kapolsek Pattallassang mendoakan almarhum dan memberi ucapan belasungkawa kepada pihak keluarga.
“Almarhum adalah tokoh yang dikenal banyak berkontribusi terhadap kegiatan warga dan juga Polri baik pada saat masih aktif dan semasa beliau telah pensiun, ungkap Kapolsek.
Rencananya, jenazah akan dikubur di pekuburan umum Panaikang, Kec. Pattallassang usai pelaksanaan sholat Dzuhur.
Kegiatan ini merupakan bentuk bela sungkawa dan menjalin silatuhrahim serta dijadikan ajang untuk memberikan nasihat kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan dan kesabaran.
Pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat itu motto dari intitusi Kepolisian maka dengan adanya kegiatan ini menambah nilai positif kepada masyarakat karena berkesan humanis sehingga presepsi yang beredar masyarakat tidak beranggapan polisi merupakan sosok yang garang dan menakutkan.
Tidak hanya menjadi nilai positif untuk institusi Kepolisian, kegiatan seperti diatas juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian.
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).