Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kapolsek Ponre Polres Bone Akp Samanhudi dengan didampingi Ny. Aslindah Samanhudi melayat ke rumah almarhumah Marciani istri dari Aiptu Adirun Ka SPKT Polsek Ponre, Rabu (13/01/2021).
Kapolsek bersama Istri melayat ke rumah duka untuk mengungkapkan bela sungkawa karena almarhum merupakan salah satu Istri personil Polsek Ponre yang meninggal dunia akibat Sakit yang di deritanya.
“Kami keluarga besar Polsek Ponre turut berduka-cita atas meninggalnya Ibu Marciani istri, semoga almarhumah ibu Marciani diampuni segala dosanya dan diterima di sisi-Nya yang maha kuasa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Kapolsek.
Atas nama keluarga besar almarhumah, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran bapak Kapolsek beserta istri, personil yang hadir bersama ibu ibunya dan semua tamu yang datang melayat, ungkap Aiptu Adirun.
Doakan almarhumah istri saya agar diampuni segala dosanya dan diterima di sisi-Nya yang maha kuasa dan kami keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Sikap Kapolsek Ponre terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).