Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai wujud belasungkawa, Kapolres Gowa AKBP Tri Goffarudin meluangkan waktu melayat ke rumah anggotanya Aiptu Mursalim yang meninggal dunia di Dusun Lempangan, Kelurahan Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Senin (1/8/2022).
Selain Kapolres Gowa, turut mendampingi Wakapolres Gowa Kompol Soma Miharja, S.Sos dan para PJU dan Kapolsek jajaran serta personel Polres Gowa, Polsek Bontomarannu dan Pallangga serta Somba Opu.
Kapolres Gowa AKBP Tri Goffarudin saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa Kedatangannya ke rumah duka tersebut merupakan tanggung jawab moril seorang pimpinan, sebagai wujud empati dalam mengungkapkan rasa bela sungkawa.
Dorongan semangat dan motivasi juga tak luput diungkapkan Kapolres kepada pihak keluarga yang ditinggalkan.
“Kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Saya dan seluruh anggota Polres Gowa merasa sangat kehilangan atas berpulangnya Bhayangkara sejati ke rahmatullah, dan kepada keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa diberi ketabahan dan keikhlasan dalam menerima cobaan,” ucap Kapolres.
Usai ke rumah duka, Kapolres Gowa bersama rombongan menuju ke Masjid Abdullah Alhalifah untuk menyembayangkan Almarhum Aiptu Mursalim dan selanjutnya diantarkan tempat peristirahatan terahirnya di pemakaman umum yang tak jauh dari kediaman Almarhum.
Sikap Kapolres Gowa terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap sesama, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).