Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai wujud empati kepada warga yang telah meninggal dunia, Kapolsek Pallangga AKP Abdul Hakim Bahar meluangkan waktu menghadiri pemakaman salah satu warga binaannya yang wafat di Desa Julubori, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Rabu (15/6/2022).
Bahkan Kapolsek bersama anggota juga ikut mengusung keranda jenazah warga binaannya untuk menuju ke pemakaman umum di wilayah Kecamatan Pallangga.
AKP Abdul Hakim saat dikonfirmasi Humas Polres Gowa mengatakan, apa yang dilakukan itu sebagai bentuk empati atau kepedulian terhadap apa yang dirasakan oleh masyarakat.
“Polisi tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Dalam kondisi apapun, kita senantiasa selalu bersama dan selalu hadir disetiap kesempatan dalam kegiatan masyarakat di wilayah kami,” ungkap Kapolsek.
Dirinya juga mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu warga binaan kami dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan untuk menghadapi ujian dari Allah ta’ala.
Sikap Kapolsek Pallangga terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap sesama, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).