Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Satuan Lalu Lintas Polres Pangkep dengan berbagai cara melakukan upaya-upaya pencegahan agar membuat para pengendara merasa nyaman dan aman melakukan aktifitas dijalan.
Seperti yang diperlihatkan Kasat lantas Akp Mamat dalam sepekan menjabat sebagai Kasat Lantas di Polres Pangkep, memiliki banyak terobosan demi dalam rangka memberikan pelayan prima kepada masyarakat.
Tentunya hal yang dilakukan oleh kasat lantas ini beserta dengan anggotanya disambut baik oleh warga pangkep, bisa lihat meskipun diterik matahari yang menyengat namun mereka secara bersama sama kompak dalam menambal jalan yang berlubang di Jalan Ketimun Kemakmuran, Rabu (03/07/19).
“Meskipun jalan yang berlubang itu bukan tugas utama kita, namun kita tetap berbuat meskipun hal yang kecil, insyaallah akan berdampak positif,” ungkap Kasat Lantas Akp Mamat.
Meski terbilang baru, Akp Mamat sudah memiliki banyak terobosan-terobosan, mulai dari pemasangan spanduk himbauan lalu lintas, peduli sekolah hingga penambalan jalan yang berlubang.
“Dimana kaki berpijak disitulah kamu harus berbuat banyak, karena masyarakat pastinya menagih janji yang diamanahkan kepadamu, tetaplah berbuat meskipun hal kecil untuk pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Apa yang dilakukan oleh Kasat Lantas Polres Pangkep untuk menambal jalan yang berlubang merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.