Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Turut berduka cita, Kapolres Barru AKBP Welly Abdillah didampingi oleh Kapolsek Balusu mendatangi tempat kejadian anak hilang Muhammad Rafli (5) di belakang kantor kecamatan Balusu Kabupaten Barru, Senin (12/1/2020).
Kronologis kejadian, menurut info orang tua korban Jamaluddin (27) pekerjaan wiraswasta beralamat di Takkalasi Kecamatan Balusu Kabupaten Barru bahwa pada hari Minggu tanggal 12 Januari 2020 sekitar pukul 17.00 Wita korban bersama orang tuanya ke belakang kantor camat untuk pergi menjala ikan.
Namun karena situasi ketinggian air, orang tua korban mengantar kembali korban ke rumahnya, lalu orang tua korban kembali memantau jala/jaring ikan yang telah terpasang.
Pada pukul 18.30 wita orang tua korban baru mengetahui kalau anaknya hilang / tidak ada di rumah.
Menurut keterangan Basri (50) alamat takkalasi Kel. Takkalasi kec. Balusu menjelaskan bahwa sekitar pukul 17.30 wita melihat dan menegur korban yang berenang disekitar lokasi persawahan depan kantor KUA kec. Balusu.
Selanjutanya pada pukul 20.15 wita korban ditemukan disekitar persawahan depan kantor KUA Takkalasi kemudian korban dilarikan ke Puskemas Madello guna penanganan medis kemudian sekitar jam 20.20 wita korban dinyatakan meninggal dunia.
Sekitar pukul 20.50 wita Kapolres Barru AKBP Welly Abdillah yang didampingi oleh Kapolsek Balusu Ipda Muhammad Arif berkujung ke rumah duka di Takkalasi Kec. Balusu Kab. Barru.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi, “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi, “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).