Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Dua pelaku penganiayaan di Jalan Andi Tenriadjeng, Lorong Cimpu, Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara, Kota Palopo akhirnya menyerahkan diri.
Kedua pelaku bernama Topan bin Suardi (30) dan Feri alias Gopal bin Suardi (24) merupakan warga jalan Jufri Tambora, Kelurahan Surutanga, Kecataman Wara Timur. Keduanya menyerahkan diri ke Polsek Wara pada Senin 27 Desember 2021.
Kepada petugas, kedua pelaku mengakui perbuatannya tega menganiaya korban, Irfan alias Iffang (25) warga lorong Cimpu, Kelurahan Pontap. “Keduanya ditangkap saat menyerahkan diri. Jadi empat pelaku penganiayaan di lorong Cimpu telah diamankan,” kata Panit Reskrim Polsek Wara Ipda A Akbar.
Sebelumnya, polisi menangkap dua tersangka Abidal alias Idal (22) dan Muh Kifli Makmur alias Kifli (19) pada Rabu 22 Desember 2021 lalu terkait kasus penganiayaan Irfan alias Iffang.
Abidal dan Muh Kifli Makmur diringkus polisi saat sedang pesta minuman keras (miras) di salah satu kos di BTP Bogar, Kelurahan Salekkoe, Palopo. “Keempat pelaku penganiayaan disangkakan Pasal 170 ayat (1) subs Pasal 351 ayat (1) KUHPidana,” pungkasnya.
Kasus penganiayaan di Palopo akhir-akhir ini sering terjadi, bahkan beritanya sering muncul di stasiun-stasiun TV, penganiayaan dilakukan karena berbagai masalah, kadang-kadang penganiaayan terjadi hanya karena masalah sepeleh saja misalnya akibat tersinggung, salah paham, dendam, dan masih banyak lagi.
Banyak faktor yang menyebabkan orang tega melakukan penganiayaan, diantaranya :
1.Hasad dengki berlaku disebabkan perasaan tidak senang hati satu pihak disebabkan kelebihan yang ada pada pihak lain yang tidak ada padanya.
2.Tamak berlaku disebabkan sikap tidak mau kelebihan yang ada pada dirinya dimiliki juga orang lain. Ini juga disebabkan sikap tidak mahu sesuatu peluang didahului oleh orang lain.
3.Tidak berupaya melawan nafsu. berlaku disebabkan emosi atau nafsu yang memuncak sehingga dirinya dikuasai oleh nafsu.
4.Dendam atau cemburu berlebihan. berlaku disebabkan seseorang itu merasakan bahwa dia tidak atau kurang diberi perhatian atau merasakan orang lain mendapat layanan yang lebih daripadanya.