Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Pasca perkelahian kelompok antar Warga Lingkungan Uri dan Batu Kecamatan telluwanua Kota Palopo dilaksanakan program Kapolres Palopo dalam menciptakan Kota Palopo yang kondusif
Program tersebut yaitu “Sapa Kapolres dalam Safari Subuh”, Kapolres Palopo AKBP H. Muh. Yusuf Usman SH., SIK., MT bersama PJU dan personil Polres Palopo melaksanakan Sholat subuh secara berjenjang di Wilayah Lingkungan Uri dan Batu.
Beberapa waktu lalu dilaksanakan Sapa Kapolres dilaksanakan di Masjid Muhajirin Kec.Telluwanua Kota Palopo yang merupakan tempat wilayah warga Lingkungan Batu Kota Palopo, kali ini kegiatan dilakukan di Masjid Arrasyiddin Kec.Telluwanua Kota Palopo yang merupakan wilayah warga Lingkungan Mancani / Uri Kota Palopo, Selasa (14/12/2021).
Usai laksanakan Sholat berjamaah, Kapolres Palopo dalam kesempatan tersebut AKBP H. Muh. Yusuf usman SH., SIK., MT memberikan Binluh Kamtibmas dengan mengajak masyarakat untuk shalat berjamaah (Memakmurkan Mesjid) guna mempererat tali silaturahmi dan menambah pengetahun keislaman terlebih melalui shalat subuh berjamaah ini merupakan sarana menumbuhkan kekompakan di masyarakat.
“Marilah beraktifitas dengan hal hal yang positif, mengajak dan mengingatkan keluarga untuk melaksanakan ibadah, menghadapi perayaan natal dan tahun baru marilah kita saling menjaga toleransi beragama, mari mengikuti Vaksinasi agar terciptanya kekebalan tubuh sehingga terhindar dari virus covid-19, mari menjaga kebersihan lingkungan, Intensitas Curah hujan dikota palopo cukup tinggi,” jelasnya.
“Harapan kami agar jamaah ataupun masyarakat dapat membantu dan mendukung Tugas Polri terkhusus Polres Palopo terkait dalam menjaga Sitkamtibmas di Kota Palopo,” tambahnya.
Selanjutnya Kapolres Palopo berikan bantuan kepada warga sebagai bentuk bahwa Polres palopo itu peduli terhadap Warga Palopo, bantuan itu diberikan pada warga yang melaksanakan Sholat berjamaah di Mesjid Arrasyiddin Kec.Telluwanua Kota Palopo berupa Beras dan Al Quran.
“Semoga dengan bantuan ini bermanfaat untuk kehidupan sehari–hari,” ucap Kapolres Palopo.
Warga menyambut baik dengan hadirnya kegiatan Sapa Kapolres yang juga dibarengi dengan pemberian bantuan berupa beras dan Al Quran. “Ini sangat membantu kami dalam membantu kehidupan keluarga kami sehari-hari dan untuk Al Quran semoga bagi yang memberinya mendapat pahala yang berkelanjutan atas adanya manusia yang membacanya,” ucap warga yang diberikan bantuan.
Selesai memberikan bantuan, Kapolres palopo AKBP H. Muh. Yusuf Usman SH., SIK., MT juga menyempatkan waktu dengan berkumpul membentuk lingkaran dalam Mesjid sebagai bentuk silaturahmi Warga setempat dengan Kapolres Palopo.
“Mari kita bersama sama menciptakan Kota Palopo yang aman dan Kondusif, masalah masalah yang telah lalu mari kita tinggalkan sebagai sebuah kenangan yang dapat merusak generasi penerus kita, bersama kita membuka lembaran baru dengan menjalin kebersamaan dan memakmurkan masjid bersama sama sehingga apa yang kita harapkan di kemudian hari bisa kita raih,” aamin aamin ya Rabbal Alamin, tutup Kapolres Palopo.
Safari subuh yang dilakukan Kapolres Palopo merupakan cara ampuh untuk menekan perkelahian kelompok, sangat jelas bahwa perkelahian kelompok yang rata-rata didominasi oleh remaja, terutama yang masih berstatus pelajar akan merugikan orang lain. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar dengan usia yang menanjak remaja.
Pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.
Mungkin adalah yang paling dikhawatirkan adalah berkurangnya penghargaan remaja terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para remaja itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai.
Begitu juga dari tingkat ekonominya, yang menunjukkan ada sebagian pelajar yang sering berkelahi berasal dari keluarga mampu secara ekonomi, tuduhan lain juga sering dialamatkan ke sekolah yang dirasa kurang memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Begitu juga pada keluarga yang dikatakan kurang harmonis dan sering tidak berada di rumah.
Padahal penyebab perkelahian remaja atau pelajar tidaklah sesederhana itu, terutama di kota besar. Masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya seperti angkutan umum dan tata kota.
Perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Terhadap kenakalan remaja ini, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
Pada delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggotanya, termasuk berkelah