Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Yudhiawan melayat ke rumah duka almarhum Aiptu Antonius Anggota Sat Lantas Polrestabes Makassar yang beralamatkan di Perumahan Pao – Pao Jalan Hertasning Kota Makassar.
Sebelumnya Almarhum Aiptu Antonius dirawat selama dua bulan di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo karena sakit Diabetes dan Jantung hingga akhirnya almarhum menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (27/03/2020) sekira pukul 02.00 Wita.
Pada kunjungan ini Kapolrestabes Makassar mendoakan almarhum sembari menyampaikan ucapan turut berduka cita kepada keluarga.
“Kami keluarga besar Polrestabes Makassar turut berduka cita dan mengucapkan belusangkawa yang sebesar besarnya kepada keluarga alm yang ditinggalkan agar diberikan ketabahan dan ikhlas,” ucap Kapolrestabes.
Sikap empati yang ditunjukkan Kapolrestabes Makassar terhadap anggotanya yang meninggal dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).