Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Turut berduka cita, Kapolres Palopo AKBP Muh. Yusuf Usman memberikan bantuan santunan uang duka kepada orang tua dari salah satu personel Polres Palopo (Bripka Gunawan) di Kelurahan Takkalala, Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo, Selasa (02/08/2022).
Kapolres Palopo mengatakan dihadapan keluarga penerima santunan, agar bantuan ini dapat meringankan beban dan untuk kebutuhan keluarga dan berharap keluarga yang ditinggal tetap tabah menjalani kehidupan kedepan tetap semangat dalam menjalaninya.
Ucapan terimakasih juga di ucapkan oleh Bripka Gunawan dan Keluarganya atas bantuanya dan atas dukunganya selama ini sekali lagi kami capkan terima kasih” tuturnya.
Kapolres Palopo menuturkan bantuan yang di berikan kepada keluarga anggota yang meninggal sebagai bentuk kepedulian dan rasa empati yang sedalam – dalamnya semoga keluarga diberika ketabahan dalam menghadapi semuanya.
Pemberian bantuan Santunan ini sebagai bentuk kepedulian keluarga Polres Palopo dari Pimpinan sampai Personil dan Jajarannya merasa empati dan peduli sesama Korps Bhayangkara untuk terus dipelihara dengan selalu menjaga persatuan dan rasa kekeluargaan.
Sikap Kapolres Palopo terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap sesama, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).