Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Angin kencang disertai hujan deras yang terjadi jumat kemarin membuat salah satu tembok lantai dua rumah warga yang sementara di kerja rubuh dan menimpa rumah warga yang tepat di sampingnya.
Akibat kejadian tersebut, salah satu warga yang terletak di Lingkungan Kalaserena Selatan, Kel. Kalaserena, Kec. Bontonompo meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan.
Korban yang di ketahui bernama almarhumah Hamidah Dg Rannu (35) di makamkan hari ini di pekuburan keluarga di Desa Bategulung, Sabtu (16/11/19).
Kanit Intel Polsek Bontonompo Aiptu M. Basri bersama personil lainnya mendatangi rumah duka yang terletak di Dusun Kaleanasappu, Desa Bontobiraeng Selatan, Kec. Bontonompo sebagai ungkapkan turut berduka atas musibah yang menimpa korban.
Terlihat personil pun turut menshalati jenazah dan mengantarnya hingga ke Pemakaman di Desa Bategulung, Kec. Bontonompo.
“Kami keluarga Polsek Bontonompo Gowa mengucapkan turut berduka atas musibah yang menimpa korban, semoga di ampuni segala kesalahannya dan di terima segala amal kebaikannya serta keluarga yang di tinggalkan di berikan kesabaran dan keikhlasan”, ucap Basri.
Kepedulian personel Polsek Bontonompo yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).