Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai wujud kepedulian dan empati kepada warga, Kapolsek Tamalanrea Kompol Dr. Saharuddin menghadiri acara takziah malam ketiga almarhumah Hj. Bayang binti Moha di Jl. Kapasa Raya Batudoang Makassar, Senin (18/7/2022).
Turut hadir dalam acara tersebut, Lurah Kapasa Raya Abu Bakar, SE, Panit 1 Binmas Iptu M. Darwis, Panit 2 Binmas Aiptu Ridwan S, bhabinkamtibmas Aiptu M. Arfa, Tokoh masyarakat, tokoh agama dan warga batudoang kapasa raya.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek Tamalanrea menyampaikan ucapan turut berduka cita untuk almarhumah Hj, Bayang, semoga Husnul Khotimah dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan.
Selanjutnya, Kapolsek Tamalanrea menyampaikan bahwa kehadirannya dalam acara ini sebagai wujud empati dan sekaligus bersilaturahmi dengan warga batudoang kapasa raya.
“Sebagai upaya membangun kedekatan dan hubungan yang baik antar anggota Polri dengan warga masyarakat, sehingga nantinya dapat mempermudah tugas Polri dalam memelihara kamtibmas,” ucap Kompol Dr. Saharuddin.
Kegiatan dilanjutkan dengan ceramah takziah dari Ustad H. Faisal Samaila denga tema “Pentingnya mengingat kematian karena kita semua akan kembali kepadanya.”
Sikap Kapolsek Tamalanrea terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap sesama, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).