Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Peristiwa mengenaskan terjadi di Dusun Ballaparang Desa Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa, seorang bocah dua tahun ditemukan warga tidak bernyawa lagi di Saluran Irigasi, Rabu (24/04/19) sekira pukul 17.00 Wita.
Dari penuturan Sule Dg Nyampa yang menjadi saksi, saat itu dirinya sedang membajak sawah disekitar saluran irigasi Dusun Ballaparang Desa Pannyangkalang kemudian melihat korban Muh Nabil (2) sudah terapung di saluran irigasi. Karena terkejut Sule kemudian memanggil temannya Dg Narang yang sedang mengembala sapi di sekitar TKP untuk menolong korban.
Pasca korban berhasil diangkat lalu saksi membawa korban ke Puskesmas Borongtala Kec. Bontonompo untuk dilakukan pemeriksaan medis namun alhasil pihak petugas medis Puskesmas menyatakan korban sudah tidak bernyawa lagi.
Mengetahui hasil pemeriksaan dari tim medis lalu saksi menemui ibu korban Salmawati (23), beralamat di Dusun Ballaparang Desa Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa dan menyampaikan kejadian yang ditemukan, kemudian pihak keluarga langsung mendatangi Puskesmas Borongtala dan membawa korban ke rumah duka.
Saat dimintai keterangan, ibu korban menjelaskan bahwa terakhir kali melihat korban lari kedalam rumah sekitar pukul 16.00 wita dan jarak rumah korban dengan saluran Irigasi sekitar 60 meter dibelakang rumah korban.
Atas kejadian tersebut Kapolsek Bajeng Iptu Hasan Fadhlyh, SH bersama Ka SPK dan Piket fungsi mendatangi TKP dan menyarankan kepada pihak keluarga untuk dilakukan Otopsi namun dari pihak keluarga korban menolak dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).