Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Pohon tumbang yang menimpa atap masjid Nurul Jihad di Dusun Mangasa, Desa Lamatti Riaja, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai yang disebabkan hujan deras disertai angin kencang, Bhabinkamtibmas bersama warga merespon cepat membersihkan puing-puing runtuhan tersebut, Sabtu (15/05/21).
Bhabikamtibmas Polsek Bulupoddo Polres Sinjai Bripka Zubair bersama Babinsa dan warga bergotong royong mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa atap masjid tersebut, Dengan menggunakan peralatan sederhana seperti parang dan gergaji untuk memotong cabang dan ranting pohon serta reruntuhan atap masjid, namun demikian tidak ada korban jiwa, hanya kerugian material rusaknya atap masjid Nurul Jihad yang tertimpa pohon, dan kerugian bekisar Rp. 5.000.000,-.
“Dengan adanya kejadian tersebut, kami menuju lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, pihak terkait, serta warga untuk melakukan kerja bakti sekaligus membenahi atap Masjid Nurul Jihad yang rusak sehingga pelaksanaan evakuasi berjalan lancar dan tepat guna,” terang Bripka Zubair.
Pada kesempatan tersebut tidak lupa Bhabinkamtibmas Bripka Zubair mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspasdaan terhadap cuaca saat ini, dimana hujan yang turun biasanya disertai dengan adanya angin kencang dan mengakibatkan pohon banyak yang tumbang.
Aksi Bhabikamtibmas Polsek Bulupoddo yang bergerak cepat melakukan evakuasi pohon tumbang merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.