Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Aparat Polres Jeneponto berhasil mengungkap temuan mayat bersimbah darah dibahu Jalan Poros Desa Rumbia, Jeneponto, Rabu (23/09/2020).
Kerja extra Satreskrim Polres Jeneponto akhirnya dapat mengungkap motif temuan mayat yang di ketahui bernama Rendy Sacada (23) pemuda asal Jl, Raya Lanto nomor 21, Tappanjeng, Kabupaten Bantaeng.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh penyidik satreskrim Polres Jeneponto, korban dibunuh oleh pelaku yang diketahui bernama Risal (24) warga Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Jeneponto.
Kapolres Jeneponto AKBP Yudha Kesit Dwijayanto mengatakan, dari hasil penyelidikan, motif pelaku melakukan pembunuhan terhadap korban setelah mengetahui jika selama ini istrinya berselingkuh dengan korban.
Motifnya karena perselingkuhan, Istri pelaku (Risal) atas nama Fitri berboncengan bersama korban Randi Secada untuk menjemput anak pelaku di Desa Rumbia Kec. Rumbia Kab. Jeneponto yang diduga selingkuhan istri pelaku (Resal).
“Pelaku yang mendengar berita tersebut naik pitam serta menjegat korban kemudian langsung menikam korban Randi Secada,” ujar Yudha Kesit Dwijayanto dalam konferensi persnya di Mako Polres Jeneponto, Jl Sultan Hasanuddin.
Perselingkuhan korban dengan istri pelaku ini terjadi sejak 3 bulan lalu setelah pelaku (RISAL) melakukan KDRT terhadap istrinya, sehingga istrinya melakukan perselingkuhan dengan korban.
“Sudah tiga bulan Korban dan istri pelaku berselingkuh, sehingga pelaku merencanakan menghabisi nyawa korban,” kata RISAL.
Menurut Yudha, alat yang digunakan oleh pelaku membunuh korban adalah satu buah badik.
“Pelaku menggunakan sebilah badik untuk membunuh korban dengan cara pelaku memberhentikan motor korban depan SMK rumbia dan langsung menikam korban sebanyak 12 lubang sesuai hasil visum,” katanya.
Atas perbuatan pelaku Risal harus mendekap di rumah tahanan Polres Jeneponto, pelaku di jerat ancaman pidana seumur hidup. “Karena ini kasus perencanaan, pelaki terjerat 340 subsider 338 dengan ancaman 20 tahun atau seumur hidup,” katanya.
Kecemburuan adalah sifat manusia yang mendasar yang sering dilihat sebagai karakteristik paling merusak dalam perilaku manusia. Hal ini sering terlihat pada pria dan wanita. Kecemburuan adalah suatu emosi yang kuat bahwa itu adalah salah satu penyebab utama terjadinya tindakan kriminalitas, bahkan hingga sampai melakukan pembunuhan di dunia.
Peran menarik dari kecemburuan di dunia tarik-menarik adalah bahwa ketika diamati oleh lawan jenis, itu adalah merusak dan benar-benar ‘menarik’ sebagai kualitas menggoda. Jadi, mengapa kita harus cemburu dan siapa yang terkuat di kecemburuan, laki-laki atau perempuan?
Studi menunjukkan bahwa laki-laki bawaan seksual jauh lebih cemburu daripada wanita. Bukti luasnya, kecemburuan pria dapat dilihat dalam budaya, baik dulu dan sekarang. Pria selalu dikenal untuk mencoba dan mengontrol perilaku seksual perempuan, baik melalui undang-undang, adat istiadat, kekerasan fisik, atau cara lain.
Pengamat Kepolisian Indonesia, Bambang Widodo Umar berpendapat, hubungan asmara seseorang kerap membuat orang itu akan lupa dan hilang akal sehat. Bahkan, tak sedikit juga ada kasus pembunuhan berawal dari masalah percintaan.
Beberapa kejadian juga berlatarbelakang pada kasus asmara. Baik itu hubungan antara lelaki dan wanita, maupun hubungan sesama jenis. Menurut Bambang, secara psikologis orang yang memiliki hubungan asmara, memiliki tingkat kecemburuan tinggi. Bahkan, beberapa sampai harus rela melakukan tindak pidana untuk menghabisi nyawa kekasihnya.
“Ini dilatarbelakangi oleh rasa memiliki, kecemburuan, dan rasa kehilangan,” ujar Bambang.