Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kapolsek Somba Opu Kompol Syafei Rivai kembali memperlihatkan kepeduliannya dengan melayat kerumah duka H. Ranjani Dg. Nai yang merupakan tokoh masyarakat Kecamatan Bontonompo Gowa yang berdomisili di Kelurahan Pampang Makassar, Rabu (27/11/19) sekira pukul 13.30 Wita.
Sebagai seorang anggota polri yang mengemban tugas pelayanan maka Kompol Syafei Rivai yang mengetahui bahwa ada salah seorang tokoh masyarakat Bontonompo yang wafat dan juga masih ada hubungan keluarga kemudian menyempatkan waktu untuk melayat kerumah almarhum yang berada di Makassar.
Dalam kesempatan tersebut Kompol Syafei Rivai menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum sekaligus memberikan dukungan moril dan nasehat kepada keluarga yang ditinggalkan bahwa kita semua pasti akan kembali kepada Tuhan yang maha kuasa selanjutnya membantu mengusung jenazah almarhum ketempat peristirahatan terakhir yakni di pemakaman Pampang Makassar.
Perintah dan arahan Kapolres Gowa Akbp Boy FS. Samola bahwa anggota polri harus bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk membantu warga diwilayahnya guna menunjang program kerja Kapolri untuk menjaga harkamtibmas tetap aman sehingga polri tambah dicintai oleh rakyat, tegas Akbp Boy FS. Samola.
Kepedulian Kapolsek Somba Opu yang hadir melayat dirumah duka hingga ikut mengusung peti jenazah merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).