Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tunjukkan kepeduliannya, Kapolres Sidrap Akbp Budi Wahyono melayat kerumah warganya yang berduka yaitu Hj. Ida Hakim di Jalan Andi Maramat, Pangkajene, Maritengngae Sidrap, Senin (02/12/19). Diketahui warga tersebut meninggal dunia karena sakit.
Kedatangan Kapolres Budi Wahyono sebagai bentuk rasa empati dengan berbela sungkawa pada warganya. Ia datang melayat bersama sejumlah perwira pejabat utama (PJU) Mapolres yakni Waka Polres Kompol H. Baso, Kabag Sumda Abd Rasyid, Kasat Sabhara IPTU Muh Irzal dan Asisten 1 Pemkab Sidrap H. Andi Faisal Ranggong.
Pada kesempatan itu, Budi mengaku, kehadirannya di rumah duka merupakan wujud penghormatan terhadap almarhumah dan keluarga yang ditinggalkan. “Kehadiran kami di rumah duka almarhumah istri H. Abd Hakim Kuddus merupakan bentuk silaturahmi yang sudah terjalin selama ini,” kata Budi, Senin usai melayat.
Kepedulian Kapolres Sidrap yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).