Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Pengunjung di sebuah warung di Jalan Pongtiku Kelurahan Timungan Lompoa Kecamatan Bontoala dibuat terkejut setelah salah seorang pengunjung tiba-tiba tewas di lokasi tersebut. Sebelum tewas, korban yang diketahui bernama Ruslan (58) warga Jalan Muh Jufri 3 ini sempat menyantap makanan di warung tersebut.
“Tiba-tiba terjatuh, Lalu meninggal”, terang salah seorang karyawan warung Irdawati (43) kepada wartawan, Selasa (09/06/20) malam.
Peristiwa bermula saat korban mendatangi warung sekitar pukul 21.00 wita. Lalu, korban memesan makanan berupa nasi rendang paru, sayur nangka dan segelas teh panas kepada salah seorang Karyawan.
Pada saat korban selesai makan, korban mencuci tangannya pada piring yang ia gunakan untuk makan dan tetap duduk ditempatnya, tiba-tiba 5 menit kemudian, korban langsung jatuh miring kiri ke lantai dan tidak sadarkan diri.
“Saat melihat itu, saya takut. Dan menghubungi kantor Polisi setempat untuk melaporkan peristiwa tersebut,” jelas saksi.
Pukul 22.15 wita, Tim Satgas Aman Nusa 2 Polsek Bontoala, dipimpin Padal Panit 2 Intelkam Ipda Junaedi, SH, didampingi Pawas Kanit Prov Ipda Ismail, SH, beserta Ka SPKT dan Piket Fungsi, tiba di TKP, selanjutnya mengamankan TKP dan memasang Police Line.
Sementara itu, kakak ipar korban yang bernama , Lk. Marzuki Ahmad (67) mengatakan, adiknya memiliki riwayat penyakit Jantung dan Stroke ringan.
Terpisah, Kapolsek Bontoala Polrestabes Makassar Kompol Andriyani Lilikay saat dikonfirmasi mengatakan “Saat diperiksa tidak ada tanda penganiayaan. Kemungkinan penyakit jantung”, katanya.
Atas permintaan keluarga, korban dibawa ke rumah duka untuk segera dimakamkan. “Keluarga telah ikhlas, Jenazah juga langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan segera,” kata Kapolsek Bontoala.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).